Prolog.

78.2K 4.3K 40
                                    

Seorang gadis berjalan keluar kamar kostnya dengan lesu. Sesekali helaan napas frustasi keluar dari mulutnya.

"Jadwal kelas pagi, Nay?" Tanya Yani ketika tidak sengaja melihat teman kost sekaligus adik tingkatnya itu lewat.

Naya Rivera, gadis dengan wajah tak bersemangat itu mengangguk.

"Kenapa tuh, muka? Pagi-pagi udah cemberut aja." Yani memperhatikan muka Naya dengan satu alis terangkat. "Masalah tugas?"

"Iya nih, kak. Tugas yang kemarin disuruh revisi, mana lumayan banyak lagi. Alhasil tadi malem aku bergadang nyelesain tugas karena harus dikumpulin sekarang." Jelas Naya sambil manyun karena kesal.

"Pasti si pakum." Tebak Yani tepat sasaran.

Pakum alias Pak Kumis. Dosen di kampus mereka yang terkenal dengan sifat galaknya. Karena dosen itu mempunyai kumis tebal, akhirnya ia pun dijuluki Pak Kumis, atau sering disingkat menjadi Pakum.

"Iya lah, kak. Siapa lagi?" Balas Naya

Naya kemudian berpamitan, lalu pergi ke kampus dengan ojol yang sudah dipesannya.

Dijalan pun, Naya tak henti-hentinya mendumel kesal. Apalagi jalanan kota Jakarta sangat padat hari ini, membuat gadis itu harus terjebak macet.

Di tengah ramainya kendaraan, Naya mendengar ada keributan di belakang sana. Ia menoleh ke belakang merasa penasaran. Matanya melotot panik saat melihat apa yang terjadi.

"Bang, bang! Di belakang ada bus rem blong, bang! Maju bang, maju!!" Ucap Naya heboh sambil menepuk-nepuk punggung abang ojol.

Abang ojol yang mendengar itu pun seketika menoleh ke belakang. Mendengar penuturan Naya, tak ayal membuat ia pun ikutan panik. Saking paniknya ia tidak bisa berfikir jernih dan malah diam melongo melihat bus yang melaju dengan kencang di belakang sana, mengabaikan teriakan heboh Naya yang menyuruhnya segera bertindak.

Karena terlalu panik dan berujung menjadi telmi—telat mikir, nasib mereka pun sama dengan orang-orang di belakang sana. Tertabrak bus yang hilang kendali.

Naya merasa tubuhnya dihantam kuat, lalu setelahnya tergeletak di aspal dengan keadaan yang mengenaskan. Cairan pekat berwarna merah mengelilingi tubuh gadis itu, rasa sakit tiada tara menghampirinya.

Diambang kesadarannya, gadis itu masih sempat untuk menyumpah-serapahi si abang ojol.

"Dasar abang ojol, gara-gara dia gue jadi metong."

Lalu telinganya berdengung, sebelum akhirnya kegelapan menghampiri.

•°•°•°•

Haai semuaa!

Selamat datang di cerita pertamaku.

Mungkin gak sesuai sama ekspektasi kalian, tapi semoga kalian suka.

Oh, ya. Kalo kalian mau kritik aku silahkan, karena aku nerima banget masukan dari kalian, asalkan masih dengan menggunakan kata yang baik.

Oke, segitu dulu prolognya.

Seeyou

9 maret 2023

Antagonist Fiancé [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang