#HijrahSeries
🌼🌼🌼
Tanpa sengaja, Hanum Elora pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang telah menjadi alasan dari perubahan terbesar yang ia alami semasa hidupnya. Dia yang tanpa sadar telah menarik Hanum dari zona hitam hanya lewat deretan kal...
Sebelum membaca ini, kalian sudah shalat? Sudah ngaji?
Kalau belum, dikerjakan dulu, ya.
Silakan ambil hal baik sebanyak apapun dari tulisan saya, tapi tolong buang yang buruknya.
Jangan segan untuk menegur saya jika saya keliru dan melampaui batas. Terimakasih:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selama empat kali dua puluh empat jam kamu berada di rumah, berapa jam yang kamu pakai buat tidur, Hanum?" pertanyaan itu keluar dari mulut Ning Alisha tat kala ia dan Hanum baru usai menunaikan shalat dzuhur di masjid yang letaknya tidak jauh dari acara resepsi pernikahan Eliza dan Ethan.
Mendapati pertanyaan demikian, Hanum hanya tersenyum tipis. Riasannya yang ia hapus sebab khawatir wudhu-nya tidak sah membuat Ning Alisha rupanya menyadari lingkaran hitam yang begitu kentara di sekitaran matanya.
"Hanum, aku udah bilang kalau insom kamu kambuh, kamu bisa hubungi aku," ujar Ning Alisha dengan nada khawatir bercampur kesal. Hanum sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, melihat perempuan itu dalam keadaan tidak baik-baik saja tentu membuat dirinya tidak tenang.
"Gak mau ngerepotin Ning Alisha. Setidaknya, selama aku pulang, Ning-nya gak perlu repot-repot nunda tidur cuma buat manjain penyakit innerchild aku."
"Hanum!" tegur Ning Alisha, tidak suka dengan penuturan gadis yang baru saja selesai melipat mukenanya tersebut. "Aku gak pernah ngerasa kerepotan."
"Tapi, aku yang gak enak, Ning."
Perdebatan itu berakhir sebab Gus Alif menelpon Ning Alisha dan memintanya untuk segera menyusul ke mobil. Katanya, Kyai Zafran dan Ummi Salamah meminta mereka untuk segera pulang.
Hanum menghela napas panjang, menarik diri dari ingatan siang tadi. Kini, gadis itu tengah berbaring di tempat tidur dengan lampu yang sudah dimatikan, menyisakan penerangan dari lampu tidur saja. Sudah hampir dua jam dia memaksakan kedua matanya agar mau terpejam. Rasa lelah di sekujur tubuh rupanya tak mampu membuat rasa kantuk menghampirinya. Padahal, Hanum sudah sengaja workout sore tadi agar dia kelelahan dan mudah tertidur, setidaknya itulah tips yang sempat ia dapatkan dari internet tadi. Akan tetapi, nyatanya itu semua tidak membuahkan hasil.
Jarum jam sudah hampir menyentuh angka dua belas. Hanum ingin terlelap setidaknya sebentar agar dia bisa menunaikan tahajud. Sepuluh menit pun tak apa, sungguh.
Kalau di pesantren, Ning Alisha selalu membantunya tidur dengan cara melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an atau menceritakan tentang kisah-kisah para nabi hingga Hanum terlelap. Sayangnya, saat ini dia bukan sedang berada di kamar asrama pesantren.