#HijrahSeries
🌼🌼🌼
Tanpa sengaja, Hanum Elora pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang telah menjadi alasan dari perubahan terbesar yang ia alami semasa hidupnya. Dia yang tanpa sadar telah menarik Hanum dari zona hitam hanya lewat deretan kal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cahaya matahari pagi perlahan mulai mengintip dari balik dinding kaca yang gorden-nya belum terbuka sempurna. Seorang gadis cantik dengan abaya putih terlihat sedang mematut diri di depan cermin. Wajah yang akhir-akhir ini lebih sering dibiarkan polos kini berlapis make up tipis yang mempercantik paras menawannya.
Hanum Elora tersenyum lega tat kala ia sudah berhasil mengenakan pashmina berwarna mocca di kepalanya. Kemudian, gadis itu mengambil sebuah gelang rantai juga jam tangan senada dengan gamis yang dikenakannya untuk ia pasang di pergelangan tangan.
Berkaca sekali lagi, ketika dirasa penampilannya sudah oke, Hanum beranjak mengambil ponsel di nakas samping tempat tidurnya. Tangan lentik terawatnya menari-nari di atas layar tersebut sambil melangkah menuju dinding kaca untuk lalu menggeser gorden---berukuran cukup lebar ---agar cahaya matahari bisa masuk dan membuat kamarnya terasa lebih hidup.
"Hanum!" panggilan disertai ketukan pintu yang Hanum dengar membuat gadis itu langsung mengambil langkah cepat untuk membuka pintu. Dilihatnya Floren yang sudah rapih mengembangkan senyum lebar ke arahnya.
"Sudah siap?"
"Udah, Oma. Tapi, Oma bisa tunggu sebentar lagi? Hanum mau setor hafalan dulu sama Ustazah Elma."
Melihat Oma-nya mengangguk, Hanum lantas melebarkan senyumnya.
"Ya udah, Oma sama Daddy tunggu di bawah."
Setelah kepergian Floren, Hanum langsung menelpon Ustazah Elma untuk melaksanakan niatnya, yaitu setor hafalan Qur'an. Ya, meskipun sedang tidak berada di pesantren, Hanum tetap rutin menyetor hafalan Qur'an maupun hadist kepada Ustazah Elma. Setiap pagi, setelah melaksanakan dhuha dan sebelum melakukan aktifitas lainnya, Hanun selalu menghubungi Ustazah Elma dan menyetor hafalan miliknya.
Hafalan Hanum sudah masuk juz 2. Walaupun, awalnya agak sulit sebab ia harus membiasakan diri membaca huruf hijaiyah yang cukup asing untuknya. Ah, Hanum lupa memberitahu kalian bahwa dirinya merupakan sorang mualaf. Kurang lebih dua tahun lalu, dia memutuskan untuk ikut Naomi pindah agama sebab ibunya tersebut ikut kepercayaan Azhar---ayah tiri Hanum sekarang yang merupakan ayah kandung dari Galen.
Berpindah kepercayaan bukan berarti Hanum langsung taat beribadah sesuai dengan agama baru yang dianutnya. Dia memilih abai, terlebih gadis itu merasa bahwa tidak ada siapapun yang bisa mendidik dan membimbingnya. Saat masih tinggal di Indonesia, Naomi dan Azhar sibuk dengan pekerjaan mereka, saat itu juga Galen masih menimba ilmu di pondok pesantren. Azhar hanya sempat mengajarinya shalat walaupun, jarang atau bahkan tidak pernah lagi Hanum kerjakan sejak Naomi dan ayah tirinya tersebut memutuskan untuk tinggal di Jepang.
Beberapa bulan lalu, Galen memilih keluar dari pesantren dan tinggal bersama Hanum. Sering kali Galen mengajak sang kakak tirinya tersebut untuk belajar agama, bahkan dia bersedia mengajari, akan tetapi Hanum sudah tidak lagi memiliki minat untuk itu.
Saat itu, Hanum merasa bahwa dirinya memang benar-benar sudah tersesat, bahkan mungkin dia hampir murtad jika saja Tuhan tidak berbaik hati memberikan hidayah untuk pendosa sepertinya.