-11. Deep Talk

2K 296 184
                                    

Bismillah... Assalamualaikum

Sebelum membaca ini, kalian sudah shalat? Sudah ngaji?

Kalau belum, dikerjakan dulu, ya.

Silakan ambil hal baik sebanyak apapun dari tulisan saya, tapi tolong buang yang buruknya.

Jangan segan untuk menegur saya jika saya keliru dan melampaui batas. Terimakasih:)

Hanum langsung membukakan pintu kamar asrama-nya tat kala ia mendengar ketukan dari luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanum langsung membukakan pintu kamar asrama-nya tat kala ia mendengar ketukan dari luar. Kepalanya mengintip sebentar, kemudian langsung disuguhkan pemandangan kakak beradik yang berdiri berdampingan di depan pintu.

Ning Alisha memasang senyum lembutnya. Hampir pukul sepuluh, perempuan itu baru kembali ke asrama, setahu Hanum sempat ada kunjungan dari calon suami ning-nya tersebut. Mungkin membahas pernikahan, pikirnya.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam. Kirain tidur di Ndalem, Ning," ujar Hanum sambil tangannya mendorong pintu agar terbuka lebih lebar.

"Takut kamu gak bisa tidur." Hanum meringis pelan, Ning Alisha sefaham itu dengan kondisinya. Perempuan di hadapannya tersebut benar, Hanum sejak tadi memang kesulitan untuk tidur, kepalanya benar-benar penuh dengan pemikiran-pemikiran laknat yang semakin mengikis semangat hidupnya.

"Masuk, Dek, udah malem. Mas mau balik ke Ndalem lagi." kalimat itu keluar dari mulut Gus Alif yang sepertinya sengaja kemari untuk mengantar sang adik. Setelah Ning Alisha mengangguk, laki-laki itu pun pamit undur diri dan berbalik menuju ke Ndalem lagi.

Setelah kepergian Gus Alif, Hanum dan Ning Alisha masuk ke kamar mereka, beranjak menuju tempat tidur masing-masing yang posisinya bersisian.

"Cie yang abis ketemu calon suami. Duh, Hanum ditinggal nih bentar lagi." godaan Hanum berhasil memunculkan semburat merah di kedua pipi Alisha. Gadis itu tergelak pelan, takut-takut suaranya mengganggu kamar sebelah.

Setelahnya, keheningan menyelimuti ruang kecil yang mereka tempati. Hanum dan Alisha sama-sama merebahkan tubuhnya dengan pandangan lurus menatap langit-langit kamar.

"Ning."

"Hem?"

"Kalau Ning Alisha nanti udah ikut suami, berarti Hanum cuma tinggal sendiri dong di sini?" tanya Hanum dengan cicitan pelan.

Ning Alisha memiringkan tubuhnya agar bisa menatap teman sekamarnya tersebut. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

"Hanum, dengerin aku. Kamu, gak pernah sendirian. Ada Allah Ta'alaa yang akan selalu menjaga kamu. Dan lagi, aku udah pernah bilang, jangan pernah menggantungkan dirimu kepada makhluk-Nya. Karena yang namanya manusia, bisa pergi kapan pun dia mau dan kapan pun Allah Ta'alaa menghendakinya." diraihnya jemari Hanum yang sedikit menjuntai keluar dari ranjang, kemudian Alisha genggam setulus hati. "Jangan takut, semua orang bisa ninggalin kamu, tapi Allah Ta'alaa tidak. Dia akan mendampingi kamu dan selalu bersama kamu selagi hatimu terpaut pada-Nya."

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang