Bismillah...
Sebelum membaca ini, kalian sudah shalat? Sudah ngaji?
Kalau belum, dikerjakan dulu, ya.
Silakan ambil hal baik sebanyak apapun dari tulisan saya, tapi tolong buang yang buruknya. Jangan segan untuk menegur saya jika saya keliru dan melampaui batas. Terimakasih:)
Suara azan yang berkumandang membuat gadis yang sedang meringkuk di balik selimut motif owl-nya spontan membuka mata dan langsung mendudukan tubuhnya."Astaghfirullah, gue telat bangun!" pekik gadis itu. "Gue kelewat tahajud dong? Mampus gue, dihukum Ustazah Elma nih pasti abis ini," rutuknya sambil turun dari ranjang untuk kemudian berlari menuju kamar mandi.
Untung saja di pesantren tempatnya menimba ilmu saat ini, ada satu kamar mandi di tiap kamar asrama santri, ya walaupun harus tetap mengantri sebab dalam satu kamar bisa ada 4-6 orang. Itu kamar asrama pada umumnya, berbeda dengan kamar yang seorang Hanum Elora tempati, di sini gadis itu hanya tinggal berdua---dengan seorang Ning pula. Iya, teman satu kamar Hanum merupakan putri dari Kyai Zafran---pemilik yayasan pondok pesantren Al-Quddus.
Jangan dulu tanya kenapa bisa seperti itu, sebab saat ini Hanum harus buru-buru ke masjid pesantren untuk menunaikan shalat subuh ber-jama'ah.
Karena telat datang, mau tidak mau Hanum shalat di shaf paling belakang. Dengan khusyuk, gadis itu mengikuti rangkaian shalat-nya hingga akhir, dilanjut do'a dan tadarus Al-Qur'an. Kalau biasanya Hanum langsung kembali ke kamar asrama setelah mengikuti jadwal subuhan pesantren, kali ini dia tertahan di masjid sebab harus mempertanggungjawabkan keterlambatannya pada Ustazah Elma---Ustazah yang membimbingnya selama 4 bulan ini di pesantren.
"Hanum, kok bisa kamu telat bangun hari ini? Sampe kelewat tahajud pula, gak biasanya." kepala Hanum tertunduk mendengar pertanyaan Ustazah Elma.
"Ning Alisha sedang tidur di Ndalem, Ustazah. Jadi, tadi Hanum gak ada yang bangunin, terus lupa setting alarm juga."
Terdengar helaan napas panjang dari Ustazah Elma setelah mendengar alasan anak didiknya. "Hanum, kamu harus belajar mandiri, Ning-mu itu tidak akan selamanya ada untuk menuntun kamu, untuk mengingatkan kamu di sepanjang waktu."
Hanum mengangguk faham. "Jadi, saya dihukum apa kali ini, Ustazah?"
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Hanum melakukan kesalahan dan dihukum. Bahkan, di setiap hari ada saja kesalahan yang ia perbuat. Jiwa bandelnya sebelum masuk pesantren dulu sulit sekali untuk dia lepas sepenuhnya. Beruntung ada Ning Alisha yang senantiasa mengingatkan dan membimbingnya, kalau tidak mungkin Hanum tidak akan sanggup menapaki jalan hijrah sendirian.
"Hari ini di Ndalem lagi sibuk mempersiapkan kepulangan putra Pak Kiyai yang baru saja kembali ber-tholabul ilmi dari Yogyakarta, kamu bantu-bantu di sana ya, kan kamu juga sudah akrab dengan keluarga Ndalem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Duchowe#HijrahSeries 🌼🌼🌼 Tanpa sengaja, Hanum Elora pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang telah menjadi alasan dari perubahan terbesar yang ia alami semasa hidupnya. Dia yang tanpa sadar telah menarik Hanum dari zona hitam hanya lewat deretan kal...