#HijrahSeries
🌼🌼🌼
Tanpa sengaja, Hanum Elora pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang telah menjadi alasan dari perubahan terbesar yang ia alami semasa hidupnya. Dia yang tanpa sadar telah menarik Hanum dari zona hitam hanya lewat deretan kal...
Sebelum membaca ini, kalian sudah shalat? Sudah ngaji?
Kalau belum, dikerjakan dulu, ya.
Silakan ambil hal baik sebanyak apapun dari tulisan saya, tapi tolong buang yang buruknya.
Jangan segan untuk menegur saya jika saya keliru dan melampaui batas. Terimakasih:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mbak gak tau harus seneng atau sedih liat kamu balik ke sini lagi."
Perkataan dari perempuan cantik bergaya modis di hadapannya hanya dibalas Hanum dengan senyuman, dia tahu persis apa maksudnya.
"So, ada cerita apa hari ini?"
"Sedikit keluhan, Mbak," balas Hanum setelah ia duduk di hadapan perempuan tersebut.
"Boleh Mbak tau keluhannya apa?"
"Hanum ngerasain itu lagi."
Olivia Monica Albert---psikolog yang beberapa bulan terakhir membantu memperbaiki psikis Hanum tersebut tampak tersenyum kecil.
"Coba jelasin ke Mbak, apa aja yang kamu rasain?" katanya lembut, penuh perhatian.
"Hanum cemburu liat Eliza bareng Geisha, Mbak. Hanum gak suka liat kedekatan mereka. Hanum udah coba tepis perasaan itu, tapi susah." Hanum mulai mengungkapkan keluh kesahnya. Sejak pulang dari kajian siang tadi, hatinya benar-benar gundah, itulah mengapa ia langsung menemui Olivia di tempat praktek-nya.
Olivia mengangguk faham. "Hanum, dengar Mbak, ya. Perasaan cemburu itu bisa hadir karena banyak faktor, gak selalu karena kamu mencintai seseorang dalam artian pasangan, ada banyak faktor lain. Ada anak yang cemburu karena orangtuanya lebih perhatian kepada anak orang lain dari pada anaknya sendiri. Ada murid yang cemburu karena dia diperlakukan berbeda dari murid lain. Ada karyawan yang cemburu karena dia tidak mendapat gajih yang sama dengan karyawan lain. Ada juga yang cemburu melihat sahabatnya lebih akrab dengan teman baru, dan banyak lagi."
"Sekarang, Mbak tanya sama kamu, beberapa waktu terakhir setelah Mbak bilang keadaan kamu sudah membaik, apa kamu merasakan rasa cemburu yang sama seperti dulu ketika melihat Eliza bersama Ethan?" Olivia lanjut bertanya. "Jujur sama, Mbak. Gak papa," katanya menenangkan.
Tidak langsung menjawab, Hanum tampak berpikir sejenak. Bisa Olivia lihat mimik ragu di raut wajah gadis itu. Dielusnya lembut lengan Hanum, memberi ketenangan agar rasa cemas yang dia rasakan memudar.
"Hanum gak tau pasti, Mbak. Tapi, Hanum selalu seneng liat keharmonisan Eliza sama Mas Ethan. Hanum seneng ketika tau kalau Mas Ethan memperlakukan Eliza dengan sangat baik. Hanum bahagia liat Eliza bahagia," papar Hanum.
"Gak ada rasa cemburu seperti dulu?"
Kali ini, gadis itu menggelengkan kepalanya, membuat Olivia melebarkan senyum.