10 | Aku Tak Baik Saja

145 28 16
                                    

Jakarta hujan.

Salah satu hal yang tidak dapat ditebak akhir-akhir ini adalah tentang cuaca ibukota. Ada kalanya panas menyengat serasa membakar kepala. Ada saatnya juga hujan turun membuat dingin menusuk kulit. Gerimis itu baru turun kecil-kecil. Inilah yang menyebabkan rapat kali ini dilaksanakan di sebuah angkringan lesehan depan FISIP. Rencana awalnya mau menggunakan pendopo dekat gedung PJKR.

Menuju generasi berbudaya.

Adalah tema yang diangkat untuk kegiatan HUT universitas kali ini. Sebuah ide yang dicetuskan oleh Bu Dewi, selaku pembina dari kemahasiswaan. Lalu dirundingkan dan akhirnya di setujui walaupun agak rumit.

"Kronologi acaranya gimana?" tanya Eri di tengah-tengah keramaian anggota.

"Gini," Kak Sandra mulai menyusun kalimatnya, "jadi, rencananya acara akan dilaksanakan dalam tiga hari. Hari pertama, kita adakan festival musik dan stand kreativitas. Acara ini nantinya akan diisi oleh acara musik dan juga pameran. Pameran ini akan mencakup bidang seni, wirausaha dan marketing. Diambil dari para mahasiswa yang akan berpartisipasi, kita sediain stand dan mereka tinggal bayar HTM. Hari kedua, kita akan adakan kompetisi. Karena dilihat dari temanya, maka gue lebih prefer ke pertunjukan seni yang lebih menonjolkan unsur budaya lokal. Tau Indonesia mencari bakat? Bayangan gue kayak gitu."

"Bagus sih. Tapi itu dibutuhin juri yang oke juga. Well, kalau sesama mahasiswa kita kurang paham kan tentang penilaian sebuah seni? Saya takut kurang valid."

"Nah, itu. Tantangan juga buat kita. Dengan ngajuin acara yang gede, akan mendorong kita buat effort lebih banyak lagi. Kita butuh profesional. Dari ranah pendidikan, atau agensi seni. Makanya kita juga harus termotivasi juga buat cari dana."

"Terus di hari ketiga, penutupan. Gue saranin kita adain pagelaran dan awarding. Nggak ada unsur lomba lagi, kita fokus pada senang-senang, tapi tetap ada rules di tema ya ges. Jangan lupa stand nya juga, itu sumber dana kita. Ada yang mau usulin acara apa?"

"Gue," Sandi mengangkat tangan, "undang band. Music is my life!"

"Halah, mainstream." cibir Haris, "yang lain."

"Dugem aja kalau gitu, mas."

"Iya. Jangan lupa bawa ciu." Haris melihat-lihat coretan acara yang telah ia buat bersama Sandra, "Eh, tapi tetep pake sih."

"Pagelaran wayang, kak. Salah satu budaya yang udah mulai luntur." usul Kinan, "wayang suluh bagus. Sekarang udah nggak ada sih. Mungkin yang bakal sulit cari senimannya."

"Wayang suluh apaan deh? Baru denger."

"Pertunjukan wayang yang ceritanya tentang perjuangan bangsa. Bentuknya kayak gambar yang mirip sama orang aslinya. Dulu, katanya dipakai sebagai media melawan penjajahan Belanda. Kalau wayang kulit diprakarsai oleh yudhistira dan adik-adiknya, kalau wayang suluh ada bung karno, sutan syahrir dan tokoh pejuang lain. Karena ini acara HUT, cocok nggak sih?"

"Hm, bisa jadi. Tapi karena ini HUT nya cuma lingkup universitas, terlalu luas nggak sih?"

"Karawitan, gimana?"

"Yang lain gimana?" tanya Sandra, "apa undang band aja?"

"Kan emang undang band, kak." ucap Haris, "festival musik dan pameran, pakai band. Kompetisi hari kedua, juri seni. Penutupan dan awarding, jadi karawitan? Oh, karena konsep kita penutupan tuh senang, apa di tukar aja? Festival pakai karawitan terus penutupan pakai band."

"Hmmm, boleh sih. Tapi gue minta pendapat dulu dong sama yang lain."

"Gue pribadi lebih setuju dengan konsep awal," Bian menimpali, "band untuk pembukaan. Istilah kerennya gini, jaman sekarang orang-orang pasti lebih tertarik sama musik modern daripada seni lokal. Band kita gunain sebagai awareness. Ngenalin acara kita ke publik, kita kasih mereka tempat buat having fun dulu. Biar stand kita laku. Baru hari kedua di kompetisi, karena ini isinya lomba, gue yakin yang hadir cuma orang-orang yang minat. Disini gue mau singgung tugas PubDok yang harus raih target dari kalangan seni. Pameran dibuang, ganti stand mahasiswa dan sponsor. Penutupan, baru karawitan. Mungkin bakal agak bosenin, tapi karena ini acara awarding gue yakin akan lumayan. Tapi kalau membaca dari minat seni di kampus kita, masih kurang kata gue. Adain pesta lampion atau semacam prom night, gimana?"

Orbit | Kim ChaewonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang