BAB 1 : SKANDAL

93 20 57
                                    

"KITA putus," ucap Joo Hwan tiba-tiba setelah menyesap Vanilla Latte miliknya yang sudah tidak lagi mengepulkan uap panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KITA putus," ucap Joo Hwan tiba-tiba setelah menyesap Vanilla Latte miliknya yang sudah tidak lagi mengepulkan uap panas. Pandangannya lurus ke balik jendela kaca besar di sampingnya. Cuaca sedang cerah. Seharusnya hari itu adalah hari yang cocok untuk berkencan. Akan tetapi, Joo Hwan malah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya.

Lee Hyu Ri, perempuan tinggi dengan rambut bergelombang panjang cokelat gelap yang duduk di hadapan lelaki berkaos oversize putih dengan celana jeans hitam itu mendelik. Alisnya bertaut. Mukanya memerah-bahkan lebih merah daripada perona wajah yang selalu diulaskan di pipinya-karena menahan marah atau malu. Melihat pengunjung coffee shop siang itu lumayan ramai, sudah pasti banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Apalagi Joo Hwan dan Lee Hyu Ri adalah salah satu couple fenomenal di Korea Selatan.

Siapa yang tidak mengenal mereka? Joo Hwan adalah seorang idol-aktor yang tengah naik daun, dan Lee Hyu Ri adalah anak salah seorang konglomerat sekaligus politikus yang juga merupakan pemilik saham terbesar di tempat agensi naungan Wang Joo Hwan. Mereka berdua adalah pasangan terpanas tahun ini-yang sempat menjadi trending nomor satu di dunia maya, bahkan hingga sekarang.

"Apa maksudmu?" Lee Hyu Ri menahan napas. Tatapannya tajam menusuk ke arah Joo Hwan. "Apa maksudmu putus?"

"Kita berakhir saja. Kkeut(1)." Joo Hwan memasang gaya memangkas di leher dengan menggunakan tangan kanannya. "Lagi pula, kita sama-sama sibuk, kan? Jadi, mau bagaimana lagi? Lebih baik kita sendiri-sendiri saja dulu."

"Joo Hwan-ah ...." Lee Hyu Ri hendak protes, tetapi yang dikatakan Joo Hwan ada benarnya. Mereka hampir tidak ada waktu untuk bertemu. Pertemuan kali ini pun berjarak dua bulan semenjak terakhir bertatap muka. "Tidak bisakah kita bertahan sedikit lagi?"

"Maaf, Noona(2). Ak-"

"Noona?" Belum sempat Joo Hwan menyelesaikan kalimatnya, Lee Hyu Ri menyela, merasa tidak percaya atas apa yang baru saja didengarnya. Noona? Joo Hwan memanggilnya Noona? Bukan lagi Hyu Ri-ah atau Jagiya(3) seperti biasanya?

"Lalu, aku harus memanggilmu apa?" Joo Hwan berusaha membela diri. "Kau kan memang lebih tua dua tahun dariku. Apakah tidak kurang ajar jika aku memanggil namamu secara langsung?"

Lee Hyu Ri beranjak. Napasnya naik turun sembari terus menatap tajam seseorang yang dipacarinya selama enam bulan terakhir itu. Setelah terdiam beberapa saat, tangannya meraih gelas berisi Chocolatte Ice yang masih penuh di hadapannya. Tanpa babibu, perempuan berkulit terang itu langsung menyiramkan isi gelas yang dipegangnya, membuat Joo Hwan tampak basah. Bahkan, kaos putih yang dikenakannya pun kini telah berubah warna.

"Dasar anak ingusan!" desis Lee Hyu Ri.

Perempuan itu segera berbalik dan meninggalkan Joo Hwan seorang diri. Dress ungu bermotif bunga-bunga yang panjangnya beberapa sentimeter di atas lutut itu tampak berkibar cantik ketika Lee Hyu Ri berjalan memunggunginya. Bunyi gemeletak high heels cokelat tua yang dikenakannya pun meninggalkan suara-suara merdu di pendengaran Joo Hwan. Misinya berhasil, meskipun harus menyakiti anak orang yang ke sekian kali. Akan tetapi, sesuai janjinya, jika kali ini berhasil, maka inilah yang terakhir.

DECALCOMANIA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang