BAB 21 : KETEMU

21 4 11
                                    

HAYRA menghindar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAYRA menghindar.

Satu minggu telah berlalu dari kejadian mengejutkan di taman kota sore itu, tetapi semenjak saat itu pula, Joo Hwan jadi sangat jarang bertemu dengan Hayra. Gadis itu hanya tampak ketika jam pelajaran berlangsung saja. Selain itu, bak debu tertiup angin, ia lenyap begitu saja, entah ke mana. Joo Hwan sudah mencari hingga ke ruang musik, ruang favorit Hayra. Akan tetapi, selalu kosong. Nihil.

Astaga. Memangnya apa salah Joo Hwan hingga dihindari seintens ini?

Apakah duduk bersebelahan dengannya waktu itu di gazebo merupakan satu kesalahan besar?

Joo Hwan menyugar rambutnya dan menarik napas kasar.

Ia berdiri di ambang pintu ruang kelas dengan menenteng ransel hitamnya. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru. Namun, sehelai rambut gadis itu pun tidak tertangkap oleh ekor matanya. Lagi-lagi, Hayra sudah secepat kilat meninggalkan meja, seperti biasa.

"Jujur saja."

Tiba-tiba sebuah suara yang tidak asing menyembul dari arah belakang Joo Hwan, membuat laki-laki itu sontak menoleh dan bergeser satu langkah ke kiri. Kini Hans telah berdiri sejajar di sampingnya dengan memandang lurus ke depan. Ia juga memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Raut wajahnya sama sekali tidak bersahabat.

"Lo apain Hayra sampai-sampai dia lebih suka bersembunyi di kantin sekarang?" lanjut Hans dengan nada penuh intimidasi.

"Gue nggak tahu kalau menemani sambil menunggu hingga dia bangun di gazebo sore itu termasuk kesalahan besar, oke?" sahut Joo Hwan, berusaha tetap menetralkan ekspresinya.

"Lo yakin nggak ada lagi yang lo lakukan selain itu?" tukas laki-laki beraroma mint bercampur keringat itu tidak percaya. "Nyakitin dia kayak korban cewek lo yang sudah-sudah, misalnya?"

Joo Hwan berdecih, ingin tertawa.

Mana mungkin?

Hayra adalah salah satu tujuannya datang kemari. Tidak mungkin ia akan memperlakukan gadis itu dengan sembrono!

"Bukan seperti itu," jawab Joo Hwan singkat. "Gue nggak berniat jadi brengsek di sini. Tenang aja."

"Gue pegang omongan lo," ujar Hans mantap. "Sekali aja lo nyakitin sahabat-sahabat gue, lo pasti tahu akibatnya."

Joo Hwan menarik salah satu sudut bibirnya bangga. Ia menepuk bahu Hans.

"Thanks," ucapnya tiba-tiba, membuat laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Joo Hwan itu mengangkat alis. "Thanks, karena udah hadir di kehidupan Hayra dan menjaganya betul-betul. Gue pasti nggak akan melupakan semua perbuatan baik lo."

Setelah berucap seperti itu, ia mulai melangkah ke arah lapangan.

"Mau ke mana lo?" Hans sedikit berteriak.

Joo Hwan berhenti, menoleh sebentar hanya untuk berkata, "Menebus kesalahan."

Laki-laki itu sudah melanjutkan perjalanannya, tetapi kemudian ia teringat satu hal. Joo Hwan membalikkan badan, tetapi terus berjalan mundur, memperhatikan Hans yang masih melayangkan tatapan bingung ke arahnya.

DECALCOMANIA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang