BAEK Yoon mondar-mandir di ruang tengah dengan mulut komat-kamit seperti membaca mantra. Beberapa kali ia berhenti, mendongak, lantas kembali berjalan hilir-mudik seolah tengah memikirkan sesuatu. Hal ini tentu saja membuat Joo Hwan yang sedang bersantai di salah satu sofa ruang tengah terganggu. Ia meletakkan ponsel yang sedari tadi dipegangnya ke sisi kiri, lantas mengembuskan napas panjang kesal.
"Ya! Mwo haneun geoya(1)?" ketus Joo Hwan ke arah sang sepupu yang menghentikan langkahnya secara mendadak. "Mondar-mandir aja dari tadi. Udah kayak setrikaan tahu, nggak, lo? Makin licin tuh lantai, ntar!"
Baek Yoon merengut. Ia bermanuver lantas mengempaskan tubuhnya di sisi sofa sebelah kanan Joo Hwan. Laki-laki berkaus biru dengan garis-garis putih itu tiba-tiba meraung, membuat Joo Hwan menaikkan sebelah alisnya.
"PMS lo?" celetuk Joo Hwan asal.
"Enak aja!" tukas Baek Yoon tidak terima. "Lo pikir gue apaan?"
"Habisnya, lo tiba-tiba mood swing begini! Udah kayak Hyu Ri kalau lagi PMS." Joo Hwan sewot. Ia kembali meraih ponsel, lalu menyalakannya.
"Gagal move on, nih, ceritanya?" Baek Yoon mulai usil. "Kalau memang nggak bisa melupakan Hyu Ri, kenapa juga harus diputusin, sih, waktu itu? Sampai bikin skandal besar segala. Padahal, Hyu Ri cewek baik-baik, loh! Chaebol(2) juga. The most wanted girl in Korea."
Joo Hwan menempeleng kepala Baek Yoon dengan gemas.
"Gagal move on, gundulmu!" serunya. "Lo, sih, tiba-tiba teriak-teriak nggak jelas begitu! Ada masalah apa, sih?"
Baek Yoon mulai menegakkan posisi duduknya, lantas menghadap ke arah Joo Hwan dan menatapnya serius. "Gue mau cerita, asalkan lo jangan marah, ya."
Joo Hwan hening sejenak, menimbang-nimbang apakah ia akan menyetujuinya atau tidak.
"Tergantung," jawab Joo Hwan akhirnya. "Lo cerita dulu, baru nanti gue putusin buat marah atau nggak."
"Ah, nggak jadi kalau itu."
"Cerita, nggak, lo?" Nada bicara Joo Hwan terdengar mengancam.
"Ya elah. Tahu gini, gue nggak bakal bilang begitu tadi," desis Baek Yoon menyesal. Meskipun lirih, Joo Hwan masih bisa mendengarnya, hingga ia balas mendesis kasar. Mau tidak mau, Baek Yoon sepertinya menyerah berargumen, lantas memutuskan untuk bercerita.
"Lo ingat cewek yang deketin Hayra tempo hari di kafe, nggak? Yang lo bilang ... kalau dia si antagonis?"
Tentu saja Joo Hwan ingat. Meskipun dirinya tidak begitu mengenal gadis itu, tetapi gadis itulah penyebab awal segala hal yang terjadi sejauh ini. Andai saja Hayra tidak mengejar gadis itu, tidak mungkin akan ada kecelakaan. Tidak mungkin dirinya tertabrak truk. Tidak mungkin dirinya berada di dimensi ini, sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIA (TAMAT)
FantasyBagaimana rasanya memiliki dua kenangan kehidupan di waktu yang bersamaan? *** Setelah sebuah kecelakaan terjadi, Juan terbangun dan mendapati dirinya hidup sebagai orang dengan identitas dan kehidupan yang berbeda. Remaja normal itu berubah menjadi...