HAYRA menghilang lagi.
Namun, sepertinya kali ini lebih serius.
Bahkan, ia juga tidak masuk sekolah.
Joo Hwan begitu kaget ketika mendapati meja milik Hayra penuh dengan coretan-coretan penuh kata-kata yang tidak pantas. Saat melangkah masuk ke ruang kelas, bukannya mendapati Hayra yang berada di mejanya, malah justru Lena yang tengah sibuk menggosok-gosok permukaan meja Hayra dengan tisu dan hand sanitizer.
"Kenapa bisa jadi kayak gini, Len?" Joo Hwan mendekat dengan tatapan tidak percaya. Kata-kata cacian, makian, dan umpatan yang tertulis di sana tinggal tampak samar-samar. Namun, tetap saja masih terbaca.
"Pasti karena penggemarmu yang nggak terima kamu tampil bareng Hayra tempo hari," duga Lena sembari tetap fokus menggosok tanpa mendongak sedikit pun. Namun, tiba-tiba ia membanting tisunya yang sudah kotor secara sembarangan dengan kesal, lantas beranjak dan menatap Joo Hwan tajam. Selama Joo Hwan mengenal Lena, baru kali ini ia mendapatkan tatapan semarah itu darinya. "Lagian, kamu kenapa, sih, pakai acara duet sama dia segala, ha? Nggak tahu kalau fans-mu itu juga sebenarnya banyak yang gila!?"
Mendadak, Joo Hwan kicep. Tidak tahu harus bersikap bagaimana. Akan tetapi, melihat betapa murkanya Lena saat ini, sepertinya bukan ide bagus jika tetap menutup mulut.
"T-tapi, kamu enggak," ucap Joo Hwan akhirnya.
"Aku memang bukan termasuk golongan penggemar gilamu yang sampai punya impian buat memiliki kamu seutuhnya kayak mereka, tapi mereka itu ADA!" tukas Lena sambil menaikkan nada bicaranya. "Dan ini semua adalah hasil perbuatan mereka. Bahkan, mungkin mereka sampai belain malam-malam datang ke sekolah buat nulis ini semua."
Benar. Semua ini salahnya. Andai ia tidak gegabah, andai ia tidak memikirkan kesenangan dirinya sendiri, andai ia bisa berpikir lebih jauh, pasti saat ini Hayra tidak akan terkena dampaknya. Pasti saat ini, gadis itu masih bisa menjalani kehidupan normalnya seperti sedia kala. Benar. Semua ini gara-gara dirinya yang sudah masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan Hayra di dimensi ini.
Mungkin ... semua ini tidak akan terjadi jika dirinya tidak datang kemari.
"Kamu tahu? Bahkan, beberapa hari yang lalu, dia juga disiram dua gelas kopi pas lagi manggung di kafe Hans!" imbuh Lena masih murka.
Joo Hwan mendelik. "Apa!?"
Seketika pandangannya kosong.
Hayra ....
Gadis itu ... sudah terlalu banyak melalui banyak hal buruk karenanya.
"Apa ... apa kamu bisa menghubungi Hayra?" tanya Joo Hwan lirih.
Lena menggeleng. Ia mengembuskan napas berat, seolah berusaha mengelola emosinya. "HP-nya dimatikan udah sejak seminggu yang lalu. Bahkan, aku sama Hans udah bolak-balik mendatangi rumahnya. Tapi ... nihil. Kayaknya dia nggak ada di rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIA (TAMAT)
FantasyBagaimana rasanya memiliki dua kenangan kehidupan di waktu yang bersamaan? *** Setelah sebuah kecelakaan terjadi, Juan terbangun dan mendapati dirinya hidup sebagai orang dengan identitas dan kehidupan yang berbeda. Remaja normal itu berubah menjadi...