JELAS ini bukan hanya perasaan Hayra saja.Joo Hwan terlalu banyak tahu. Semua sangat tampak jelas dalam ekspresi wajahnya. Oke, tempo hari Hayra memang pernah menceritakan mimpi buruk yang sangat mengganggu itu kepadanya, tetapi tidak sedetail itu. Hayra tidak cerita bagaimana situasi sebelum terjadinya peristiwa naas tersebut. Namun, Joo Hwan tahu!
Bahkan, jika dipikir-pikir kembali, ia benar-benar terlalu banyak tahu hal selama ini. Ia tahu letak rumah Hayra ketika mengantarkannya pulang malam itu, padahal baru pertama kali mengantar. Ia tahu nama mama dan papa Hayra, seolah benar-benar mengenal mereka. Ia tahu kedai tempat penuh kenangan bersama keluarga Hayra, tempat yang bahkan Lena dan Hans pun tidak mungkin ketahui. Ia juga tahu bahwa segala minuman rasa stroberi adalah minuman kesukaan Hayra.
Justru dengan adanya fakta ini, membuat segalanya lebih masuk akal. Sangat masuk akal jika memang benar bahwa Joo Hwan dan Juan adalah orang yang sama. Dalam mimpi Hayra, Juan begitu akrab dengan keluarganya. Namun, jika dipikirkan dengan akal sehat dan logika, ini sangatlah terdengar gila.
"Juan," ucap Hayra setelah menimbang-nimbang beberapa saat apakah ia mengambil langkah yang tepat. "Apa itu kamu?"
Persetan dirinya nanti akan dicap gadis gila atau apa pun. Ia sama sekali tidak peduli. Kepalanya terasa hampir meledak karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan tidak masuk akal itu.
Joo Hwan memandanginya dengan tegang. Mungkin, ia bahkan sampai tidak bernapas. Ralat. Menahan napas. Keringat pun mulai membanjiri pelipisnya, padahal suhu ruangan ber-AC ini cukup dingin. Ia tidak mungkin terlihat seperti itu jika praduga yang Hayra katakan semuanya salah, kan?
"Bagaimana ... bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu, Ra?" respons laki-laki itu lemah. "Kamu tahu sendiri, di internet ... kamu juga sudah baca semuanya. Tidak pernah ada kecelakaan besar yang menimpa Joo Hwan."
"Mungkin bagi Joo Hwan memang nggak, tapi bagaimana dengan Juan?" sahut Hayra cepat. "Karena seingatku, yang kupanggil namanya saat itu bukan nama Joo Hwan, melainkan Juan. Aku jelas mengucapkannya demikian."
"Kamu ingat?" Joo Hwan terperanjat.
"Dalam mimpiku."
Joo Hwan mendadak beringsut. Mungkinkah ... ia kecewa?
Ia menarik napas dalam, lantas mengembuskannya dengan pasrah.
"Memangnya kalau aku benar mengaku sebagai Juan, kamu akan ... percaya?" Laki-laki itu menatap Hayra dalam. Binar matanya benar-benar menampakkan kesungguhan. Hayra merasa seolah laki-laki di hadapannya ini telah berada dalam suatu lembah keputusasaan yang cukup lama, dan kini ada satu cahaya yang hendak menariknya keluar dari sana. Joo Hwan tampak sangat mengharapkan jawaban 'ya' dari gadis itu.
Hening sejenak. Namun, selang beberapa detik kemudian, Hayra angkat bicara. Ia telah mengambil keputusan.
"Tergantung bagaimana cara kamu mengakuinya kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIA (TAMAT)
FantasiaBagaimana rasanya memiliki dua kenangan kehidupan di waktu yang bersamaan? *** Setelah sebuah kecelakaan terjadi, Juan terbangun dan mendapati dirinya hidup sebagai orang dengan identitas dan kehidupan yang berbeda. Remaja normal itu berubah menjadi...