1.9 ➖ Awal

211 38 0
                                    

Laskar menatap jam di pergelangan tangannya, kelasnya baru akan berakhir 15 menit lagi.

Getaran di ponselnya berhasil mengalihkan fokusnya dari buku yang ada di depannya.

Kiara

Kak dimana?
14:10

Masih ada kls, tunggu

14:10

Setelah itu ia pun memutuskan untuk men-silent ponselnya, Kiara memang prioritasnya tapi pendidikan tetap di atas segalanya.

15 menit berlalu.

Setelah dosen yang mengajar keluar baru lah Laskar bangkit dari duduknya dan menyampirkan tasnya.

"Kar, Jemput Kia kan?" Travis menghampiri Laskar.

"Yo, ngapa? Mau bareng? duluan aja, ngeri dikira gay kemana-mana nempel mulu berdua."

Pletak

Sebuah jitakan di terima oleh Laskar pelakunya siapa lagi kalau bukan Travis.

"Sakit anjing!"

"Giliran gini berani lo nge-curse depan Kia sok alim Astaghfirullah subhanallah assalamualaikum semua lu sebut."

"Bro, laki-laki itu calon imam harus jadi contoh yang baik."

"Tai, bareng gak?"

"Kagak."

"Kalo Kia ngamuk ngamuk ke gua nanti nanyain lu gua harus jawab apa."

"Tinggal jujur apa susahnya."

"Mulut lu gampang, kagak tau aja itu betina satu kalo ngamuk besi aja patah."

"Yaudah nanti bilang jangan besi, ganti leher lu aja."

"Anjing, gua duluan dah mendidih kepala gua disini." Travis keluar sedangkan Laskar menggelengkan kepalanya.

Di saat para mahasiswa lain berlomba-lomba keluar dari kelas Laskar justru santai, dan mengalah membiarkan mahasiswa lain keluar terlebih dahulu.

Jadilah ia keluar paling terakhir, tapi aneh.. ia melihat seorang gadis yang tak di kenalnya berdiri di depan pintu Laskar pun menoleh ke belakang memastikan bahwa memang hanya tersisa dirinya lah di dalam ruangan tersebut.

Itu artinya gadis itu memang ingin menemuinya, bukan?

"Permisi-- hai, eh..sorry gue.."

Laskar mengernyit heran menatap gadis yang terlihat sekali sedang gugup itu.

"Kenapa?"

Bukannya menjawab, gadis di depannya itu justru meremat kuat kuat kemeja yang ia kenakan.

Laskar semakin heran di buatnya, apakah ia terlihat menyeramkan?

"Ngomong aja, gua gak gigit kok."

Gadis itu pun mengangkat kepalanya dan memberanikan diri untuk menatap Laskar. "S--sorry..."

"Santai, kenapa?"

"Sebelumnya kenalin gue Zera tapi lebih akrab dipanggil Jeya." Gadis itu mengulurkan tangannya.

Laskar mengangguk kemudian membalas uluran tangannya. "Salam kenal Zera... gua Laskar."

"Salam kenal juga Laskar!"

"Jadi?"

"E-- itu, lo ada waktu gak? Maksud gue lo lagi free gak? Atau masih ada kelas lagi? Ada yang mau gue omongin."

[4] 𝗟𝗔𝗦𝗞𝗜𝗔 ➕ ‎‎‎‎Jeongwoo - JihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang