Perasaan aneh

9 0 0
                                    

Wendy akhirnya ikut terbangun saat mendengar suara langkah yang sejak tadi berlalu lalang diluar kamar. Segera ia keluar untuk menghampiri sahabatnya itu.

"Bangun jam berapa lo?"

"Wen, tau gak lo? Sini deh"

Wendy dengan patuh lantas berjalan menghampiri Serena yang entah sejak kapan duduk di sofa putih depan televisi.

"Kenapa?"

"Liat"

"Loh bukannya kata lo kamera ini udah gak berfungsi?"

Ya, sebulan yang lalu Serena memang pernah bercerita soal kamera polaroid tua peninggalan sang ibu yang tidak bisa mencetak foto lagi. Dan itu lah salah satu alasan ia mencari alamat si pemilik yang menjualnya.

"Gue juga gak percaya, kemaren gue ngarahin kamera ke bangunan ini terus–"

Treettttt treeettt (bunyi bel)

"Eh ada orang didepan"

...

Sudah lama rasanya lima pemuda itu tidak saling debat untuk melakukan sesuatu. Selain karna mereka memang hanya tinggal berlima disini, biasanya Kinan lah yang akan mengajukkan diri setiap kali suasana sudah mulai "lo duluan aja–engga lo aja duluan".

Tapi entah bagaimana pagi ini Kinan justru ikut dalam perdebatan bersama keempat anggota lain.

"Kinan, kok lo gak mengajukkan diri? Biasanya juga lo kan paling males debat sama kita?"

"Ini masalahnya lain, siapa...juga yang gak takut"

"Katanya cantik-cantik kok, bang. Ya kan?"

"Ya terus kenapa gak lo aja?"

Dero tersenyum polos setelah ditunjuk Kinan yang tampak geram (atau memang ekspresi wajahnya selalu seperti itu).

"Sebenarnya ya emang cantik, tapi...gak tau deh, gue ngerasa terancam dekat mereka"

Brian menjelaskan bagaimana perasaannya saat mengantar kelima gadis itu mengelilingi gedung.

"Udah deh gue aja"

Semua menoleh ke Aji yang begitu tenang mengajukkan diri sebagai sukarelawan.

"Kalo sama bang Aji gue ikut deh"

...

"Gue Aji. Dan ini..."

"Dero"

Serena dan Wendy menyambut uluran tangan kedua lelaki tersebut.

"Oh gue Serena, panggil aja Nana"

"Gue Wendy"

"Gini, karena persediaan bahan makanan kebetulan lagi habis jadi kita mau ngajak kalian beli bahan makanan"

"Oh boleh-boleh, jauh gak tempatnya?"

"Gue gak ikut"

Aji, Dero dan juga Wendy menengok ke arah Serena dengan ekspresi bertanya.

"Ada yang harus gue kerjain jadi gue gak bisa ikut. Ajak yang lain aja, Wen"

"Ah iya, sebentar ya gue hubungi teman gue yang lain dulu"

...

Selama diperjalanan Aji tak mendengar obrolan dari bangku belakang. Brian benar, tak seperti sebelumnya, kedua gadis yang kini sibuk memperhatikan keluar jendela seperti memiliki aura yang kuat dan membuatnya merasa terancam.

Apa mereka yang dimaksud nyonya Gina?

Atau itu cuma perasaannya aja?


..

Apartment 341Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang