Reinkanasi

12 1 1
                                    

"Ya makanya kamu jangan kerja mulu dong, cari pacar juga..emang kamu gak kasihan sama mama nih?"

Brian menghela nafas sambil melirik sekilas Olivia yang kini sedang berakting dramatis.

"Temen-temen mama tuh udah pada ngasih undangan nikahan anaknya. Ada juga yang udah punya cucu"

"Lagi pula kamu emang nya mau umur udah 40 tahun keatas tapi anak nya masih kecil?"

Olivia dan pidato perihal "kapan nikah?" Episode ke sekian.

Brian yang sudah terbiasa kali ini memilih tetap diam dan menikmati potongan buah.

Seingat Brian dulu terakhir kali mama nya membahas ini beberapa minggu kemudian ia akan membawa perempuan yang dikenalkan sebagai 'anak dari teman arisan nya', atau 'anak dari teman nya papa'.

"Tapi tadi mama bilang anak temen-temen nya udah pada nikah, berarti gak ada lagi dong yang bisa dikenalin ke gue"

Brian membatin.

Namun seperti bisa membaca ekspresi anak nya, Olivia tiba-tiba saja duduk disamping Brian.

"Kalau sampe minggu depan kamu gak ajak satu cewek ke rumah buat dikenalin sama mama dan papa, mama bakal dateng ke studio radio kamu"

Kening Brian mengkerut.

"Ngapain? Mama jangan aneh-aneh loh, Brian udah dewasa, ma, malu ah"

Olivia tersenyum manis sambil menangkup kedua pipi Brian.

"Mama akan menyuruh semua karyawan disana ngusir kamu"

"Mom....seriously?"

Wanita berambut panjang itu mengangguk, tersenyum lalu mengecup kening putra nya.

.....

Sebenarnya bukan hal yang sulit bagi sosok pria mapan seperti Brian untuk mendapatkan perempuan, bahkan jika mau ia bisa saja menunjuk salah satu perempuan dalam klab yang tertangkap basah sedang memperhatikannya dengan tatapan memuja. Tapi bukan itu, alasan Brian belum mau memulai hubungan percintaan karena ia belum menemukan sosok yang membuat hati nya bergetar, sosok yang bisa melihat ia sebagai Brian. Bukan sebagai dj Ian atau pun anggota band.

Brian juga tidak menyalahkan mama nya yang terus menerus memaksa ia untuk mencari pacar, karena biar bagaimanapun terkadang Brian iri melihat rekan siaran nya yang datang membawa anak, atau bercerita soal perkembangan anak nya.

"Seminggu nyari cewek dimana gue"

Brian menghela nafas berat. Setelah bosan melamun dan bermain ponsel, ia pun berniat keluar rumah untuk mencari udara segar.

"Mama, Brian keluar dulu.."

"Brian tunggu"

"Oh, papa udah pulang. Kenapa pah?"

"Papa nitip kirimin ini ke ekspedisi"

"Buat siapa, pah?"

"Ini punya temen papa. Dia baru aja resign karena istri nya meninggal, jadi dia mau pulang ke kampung halaman"

Brian mengangguk-angguk.

"Alamat nya udah papa tempel ya"

Sesampainya di dalam mobil Brian tiba-tiba merenung. Ia memikirkan kalau ia mengalami hal serupa seperti teman papa nya, bagaimana bisa Brian melanjutkan hidup jika wanita yang ia cintai harus pergi selamanya. Apa lagi kalau istri nya sudah memberikan anak, bagaimana ia bisa membesarkan anak nya sendirian?

Apartment 341Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang