Lilin hitam

11 1 0
                                    

Suasana gelap dan hening terasa begitu kental diruangan berisikan lima pria yang berdiri mengelilingi meja. Dengan mata yang saling terpejam bibir mereka sibuk mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Latin.

Kemudian mendadak Dero terjatuh ke lantai. Nafas nya seperti tercekat, membuat empat pria lainnya panik dan mendekat.

"Ada yang dalam bahaya! Salah satu dari mereka yang sama seperti kita sedang dalam bahaya!"

Lilin hitam yang merupakan satu-satunya cahaya diruangan tersebut seketika mati.

"Ada yang datang"

Ucap Brian sambil menoleh ke arah pintu.

"Bener kan gue bilang, salah satu dari mereka sama kayak kita"

Aji menimpali ucapan Dero, wajahnya menatap pada ketiga temannya yang masih terlihat bingung.

"Ya terus kita harus berbuat apa? Masalah kita aja belum selesai, ngapain juga kita bantuin dia"

Esa memutar bola mata nya lalu berjalan melewati Kinan.

"Kita gak bantuin dia juga gak bakal bikin kita bisa cepat kembali ke tubuh kita, jadi apa salahnya sih bantuin dia?"

"Udah ribut nya?"

Ucap Brian, jengkel.

.....

Airin meremas telapak tangan nya berusaha menghilangkan perasaan gugup yang entah kenapa ia rasakan setelah keluar beberapa jam yang lalu.

"Engga, gak mungkin...yang gue denger tadi pasti salah"

Saat Airin masih sibuk meyakinkan dirinya, suara ketukan pintu membuat ia sedikit terlonjak.

"Rin, udah tidur?"

"Belum, masuk aja"

"Kenapa, Wen?"

Wendy mengernyit sambil menatap wajah Airin.

"Lo gak apa-apa?"

"Hah? Gue....gue gak apa-apa kok, kenapa?"

"Lo sakit?"

Airin mengerjap bingung begitu Wendy menempelkan telapak tangan di kening nya.

"Badan lo dingin banget. Jadi gara-gara ini tadi lo pergi gitu aja pas kita keluar?"

"Kenapa gak bilang sih. Gue sama Jo kan nyariin"

Wendy berhenti melangkah lalu bertanya dengan wajahnya yang menatap Airin.

"Wen, menurut lo kapan kita bisa pulang?"

.....

Beberapa jam sebelumnya..

Johana, Wendy dan Airin terus berjalan sambil mengingat-ingat tempat mobil mereka terakhir kali mengalami kecelakaan. Namun semakin mereka masuk ke dalam hutan sepertinya tak ada tanda apapun yang bisa mereka temukan, seolah semua kejadian itu menghilang tanpa bekas. Lalu seorang wanita tiba-tiba muncul dari pepohonan.

"Sedang apa kalian ditengah hutan begini?"

Wendy tersenyum ramah diikuti Johana yang sedikit bersembunyi dibalik punggung nya.

"Eh ini, kami sedang mencari tanaman obat"

Wanita asing tersebut lantas mendadak menoleh ke arah Airin. Wajah nya yang sebelumnya ramah seketika berubah menyeramkan. Ia lalu berjalan mendekat diantara Wendy dan Airin.

"Tempat mu bukan disini, seharusnya kamu segera menemukan tubuh mu sebelum terjebak disini semakin lama"

Airin melangkah mundur begitu wanita asing tersebut usai berbisik padanya. Kemudian ia pun berlari keluar dari sana dan kembali ke apartemen.

.

Apartment 341Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang