Gagal(?)

4.7K 247 5
                                    

"Asli kak, lo lama banget milihnya kayak cewe. Gua cewe aja gak segitu gitunya" ujarku sebal pada kak Nau satu itu labil banget, milih ini itu di taro lagi. Aku yang cewe aja gak gitu, masa dia yang cowo gitu.

"Ya lo kan cewe jadi jadian semenjak di tinggal Reihan" ujar Kak Nau tanpa bersalah lalu meninggalkanku. Kakak macam apa itu?

"Tuh kan, kadang lo sih kak yang buat gua susah ngelupain Reihan, lo ngungkit ngungkit mulu" ujarku sebal sambil menyamakan langkahku dengan langkahnya, langlahnya besar besar. Iyalah secara kakinya panjang gitu untung bukan tangannya. Maapkan adikmu Kak nau nau.

"Kak, udah belom? Jam berapa nih ngantuk gue, berapa jam kita di sini gak ketemu apa apa " ujarku putus asa karena keinginanku untuk tidur. Sedangkan yang diajak ngomong malah sibuk memilih barang barang ini itu, okee aku harus sabar!

Seseorang menepuk pundakku dari belakang saat aku asik dengan bermain handphone, ah pasti kak Nau fikirku.

"Paan sih lo?" saat aku berbalik badan ternyata bukan Kak Nau, itu Rei emm sorry maksudnya Arnold, begitu susah nama Arnold disebut oleh lidahku.

"Hei, ngapain Din?" tanya Arnold dengan ramahnya dan senyum yang miripp. Sepertinya tidak baru kusadari perbedaan Reihan dan Arnold adalah senyum mereka kalo Reihan senyumnya tampak hangat, tetapi jika Arnold senyumnya tampak manis.

"Nih nganterin Kak Nau beli kado buat pacarnya" ujarku sebal sambil mendengus. Sedangkan Arnold hanya mengangguk saja.

"Lo sendiri ngapain di sini?" tanyaku pada Arnold. " tuh nemenin kakak gue juga buat beli kado annivnya" ujar Arnold.

"Makan yuk, gue laper hehe" ujarku. Yah! Memang memalukan tapi bagaimana mungkin cacing cacing di perutku butuh protein, zat besi dan sebagainya.

Arnold hanya terkekeh melihat tingkahku lalu menarik tanganku lembut menuju tempat makan yang ada di mall itu.

Tunggu, kenapa aku tidak bisa menyetabilkan jantungku?
Ini seperti aku bila bertemu dengan Reihan.

Sepanjang jalan Arnold merangkulku, baru kenal tadi udah main rangkul rangkul aja nih orang. Modu deh kamu.
"Lo mau makan apa?" tanya Arnold "Apa aja yang penting gue kenyang" ujarku.

Kami menemukan tempat yang pas banget, mungkin orang orang di sekitar kami menyangka bahwa kami berpacaran. Padahal baru saja ken, masa sudah langsung berpacaran. Itu pasti ada sesuatu.

"Lo mau makan apa din?" tanya Arnold padaku. "Samain sama lo aja deh" ujarku cepat.
Arnold mengangguk.

"Mba saya pesen nasi goreng special dua, jus jeruk dua. Udah itu aja" ujar Arnold dengan sopan, berbeda dengan Reihan dia sangat tidak bisa diam, tapi aku kangen pada sifatnya yang seperti itu, aku mengharapkan kamu untuk saat ini Rei, tapi apa boleh buat? Itu gak mungkin terjadi.

"Ehh,Din?"
"Mmm?"

"Btw, seseorang yang mirip sama gue itu siapa sih?" tanya Arlond kembali mengingatkan aku pada Reihan, setelah Kak Nau.

"Hemm, udah lupakan aja" ujarku sambil tertawa kecil menutupi kesedihanku.

"Mmm, okey" ujar Arnold.
Bila bersama dengan Reihan tak akan secanggung ini, kenapa sama Arnold canggung banget?

Tunggu, kenapa aku jadi membanding bandingkan Arnold dengan Reihan? Entahlah.

Beberapa saat setelah itu makanannya sudah datang, Yeay! Cacing bersabarlah!

" Dina!"
" Arlond!"

Aku menengok ketika Kak Nau memanggilku begitu juga dengan Arlond, bukannya itu kak Dewi pacar kak Nau kok manggil Arlond?
Mungkin itu kakaknya Arlond.

"Lho, dew kok kamu disini ngapain?" tanya Kak Nau bingung.

Jodoh kayaknya dateng aja samaan manggil aja samaan, tunggu apa lagi?

Aku hanya menahan tawaku yang hampir meledak karena kak Nau gagal ingin memberi kado untuk kak Dewi.

Ketauan deh.

Aku dan Arnold secara bersamaan teratawa. Sepertinya Arnold juga tau bahwa Kak Nau berpacaran dengan Kak Dewi, tapi dia gak tau kalau aku adikknya Kak Nau, dunia memang sempit.

"Cie Kak Nau gagal hahaha" ujarku di sela sela tertawaku. Kak Nau menarikku menjauh.

"Kak kan gue belom selesai makan, gi mana sih. Lo juga udah tau bawa gue bukanya ajak makan malah lo diemin" protesku pada kak Nau.

"Dina, lo ini emang adek paling ajaib! Gagal kan gue gara gara lo. emm tunggu deh, Kok lo bisa ketemu sama Arnold?" tanya Kak Nau dengan sorot wajah bingung.

"Dia temen gue" jawabku santai.

Sekarang malah Kak Nau meninggalkanku sendiri lagi, salah apa aku Tuhan punya kakak seperti ini ?
Aku hanya memutar bola mataku.

"Ar, ketempat lain yok jadi nyamuk gue disini" ujarku pada Arnold dan tertanya Kak Nau mendenganya.

"Dah sana lo pulang sama Arnold, Arnold tolong ya bawa pulang adek kecil ini ke rumahnya, pulang sana lo" ujar Kak nau mengusir. Jahat memang!

"Kakak macam apa lo udah untung gue mau menemin lo sampe besok pagi gak ada coklat lima di rumah gua gepengin lo" ujarku dengan sebal lalu memutarkan bola mataku.
Sedangkan Kak Nau hanya terkekeh.

"Lucu ya liat lo sama Kak Arnold berantem" ucapan Arnold membuatku ingin menerkamnya sekarang juga.

"Enak ya nonton orang berantem Live lagi" ujarlu dengan nada sebal.

****

CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang