"Darah mudah darahnya para remaja"
Jrreeengg."Yaelah, lagunya yang beneran dikit napa lagi galau nih masa dangdut?" ujar Arnold dengan sebal aku hanya cekikikan mendengarnya.
"lho emang kenapa? dangdut asli hasil indonesia, kalo gitu kita harus mencintai dangdut dong. Yakan yakan?" ujarku sok tau. "baguss terus aja terus cinta sama dangdut tapi gak pernah cinta sama aku" ujar Arnold, tambah membuatku cekikikan."gak usah cekikikan gak lucu" ujar Arnold. Kenala dia?
" Pms ya Ar? Marah marah mulu, gak asik ah, jadi males deket deket sama Arnold" ujarku sambil memetik gitar asal." Yakali Din aku PMS, aku cuma gak mau kehilangan kamu" ujar Arnold.
Lalu aku tersenyum geli "kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga" Nyanyiku disusul dengan suara petikan gitar milik Arnold yang ku petik."okelah, kalo kamu lagi pengen bercanda" ujar Arnold putus asa.
"Nyanyi Yok..." aku memberikan aba aba. "lagu apa?" tanya Arnold." kamu pikirin satu lagu aku hitung sampe tiga terus kita nyanyiin, kalo kita sama, ternyata kita sama" ujarku dengan memberikan nada nada banci di kalimat terakhirnya toh! Ini detik detik kami sebelum menjadi saudara.
"1...."
"2...."
"3....""Pelangi pelangi alangkah indahmu merah kuning hijau di langit yang biru-" kami bernyanyi bersamaan dengan nada suara berteriak hening sejenak lalu tawa kami meledak.
"kok sama sih Din? Ciee kita sehati yaa" ujar Arnold di sela tawanya. Aku hanya mengangguk sambil tertawa.
Disaat kami asik tertawa.
Byuurrr!!
Kami beruda disiram oleh dua ember dari atas balkon milik Kak Nau. Itu membuat kami gelagapan dan baju kami basah kuyup.
"Elah! Lu berdua malah pacaran, gua lagi galau juga malah lu berdua nanyi pelangi pelangi, bidadarinya udah mandi!" ucapan Kak Nau kami saling melirik dan membuat tawa kami berdua meledak lagi.
"Ya lu bidadarinya, kamvret banget lo ini kak, lagi seru juga malah lo siram udah mandi nih gue ah, recok!" ujarku sebal pada Kak Nau. Sejak kapan aku memanggil dia kak Lagi? Entahlah! Mungkin semuanya telah memmbaik dan tidak ada lagi rasa membenci di antara kami.
"gapapa deng kak seger, secara gua belom mandi" ucapan Arnold spontan membuatku langsung memukul lengannya. " jorok amat sih kamu, nempel nempel aku belom mandi, nyuruh nyuruh orang mandi sendirinya belom mandi, mana ada cewe yang mau" ujarku panjang lebar, sedangkan Kak Nau hanya memperhatikan kami yang sedang duduk di atas rumput.
"sama kakaknya pake gua lo, sama kembarannya pake aku kamu. Bagus!" ujar kak Nau sambil bertepuk tangan.
Kembaran?
Aku jadi ingat pada ReihanSedangkan Arnold hanya nyengir nyengir gak jelas. "Tapi kok kamu belom mandi wangi sih Dear?" tanyaku pada Arnold sambil menghirup aroma bajunya.
"itu namanya aroma Cinta, Dear siapa pun yang menghirupnya dengan cinta akan terasa wangi harumnya" ujar Arnold dramatis, aku hanya memutarkan bola mataku.
"Taik" ujarku bersamaan dengan Kak Nau. "jayus Ar, jayus" ujarku pada Arnold.
"gak lucu ya? Yah, padahal udah les lawak" ujar Arnold dengan wajahnya yang imut, aduh kalo udah kayak gini pengen cubit.
"Jijay Ar, yaoloh bakal jadi mantan terburuk nih anak" ujarku sambil mendengus.
" yakin?" tanya Arnold dengan tatapannya yang ah! Sudahlah.
" woy, kakak adek gak boleh pacaran kelles" ujar Kak Nau sambil berjalan memasuki kamarnya lagi.
Yap! Benar!" yah, baju aku basah aku mau jemur dulu deh" ujar Arnold, katanya sih mau ngejemur baju tapi gak berdiri juga. Manusia teraneh setelah Kak Nau yang sifatnya susah ditebak.
![](https://img.wattpad.com/cover/40602416-288-k51505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee
Teen FictionKehidupannya seperti Coffee selalu pahit di setiap kenangannya, ditinggalkan oleh dua orang yang sangat ia cintai untuk selamanya. ketika semuanya kembali seperti sebuah benteng yang baru di bangun lalu di hancurkan. ** Apa aku gak berhak bahagia? ...