18

1.7K 110 0
                                    

Author's POV

Tiba pada saatnya acara resepsi itu di mulai, sebenarnya sudah di mulai satu jam yang lalu.

Keempat anak mereka duduk berkelompok di pojok dekat pohon. Hanya diam yang menghiasi mereka berempat dengan wajah kecewa, sedih, dan putus harapan di sana sedangkan papa dan mama mereka sedang menyalami orang orang yang berdatangan, sedangakn mereka berempat duduk berkelompok dengan fikiran masing masing dan dengan minuman soda masing masing.

"Papa dan mama bahagia, gua kapan bahagia?" batin Arnold berkata seperti itu lalu menghela nafas dengan berat.

" Kalo udah nasib terima aja kali ya, tapi hati gua sakit, sakit banget" batin Naufal berkata seperti itu sambil meminum minuman sodanya lalu kembali duduk seperti semula.

" gak suka yah pa, liat anaknya bahagia, kalo itu mau papa oke Dewi bisa turutin" batin Dewi berkata seperti itu, dewi hanya diam sesekali mencuri pandang ke arah Naufal mantan kekasihnya.

" Mama dan Papa bahagia yah, padahal aku udah nemuin kebahagian aku ma, tapi itu hancur seperti dulu. Aku harus membangun kebahagiaan itu dari awal lagi ma" batin Dina berkata seperti itu sambil tersenyum kecut dan masam.

"Woy, lo berempat ya bengong muluk gak ada yang ngomong satu pun" ujar Miki teman sekolah Arnold dan Dina, tapi dia juga mengenal Naufal dan Dewi karena mereka adalah teman dari kakaknya.

"Diam!" ujar mereka berempat serempak tanpa menoleh ke arah Miki yang memasang wajah kaget sekaligus kagum atas kekompakan kami.

" Owh, sorry guys kalo gua ganggu, gua gak mau di panggang di sini, gua pergii bye" ujar Miki seraya pergi meninggalkan mereka berempat.

1 jam...

Mereka masih berdiam diri, tetapi sudah lain tempat karena sangking banyaknya tamu undangan yang datang akhirnya mereka di usir oleh tante Sara, akhirnya mereka pergi dan duduk di belakang pelaminan papa dan mama mereka.

Orang yang lewat ke arah mereka dan kenal akrab dengan mereka, pasti bingung mereka berdiam diri saja sibuk dengan fikiran fikiran mereka yang sudah tidak tahu ke mana, mereka bergalau bersama.

"Astaga Arnold, Dewi, Naufal, Dina kalian duduk di lantai! Kotor tau! Kalian udah cantik cantik dan ganteng ganteng duduk di lantai?! Kotor! Bangun kalian" ujar Tante Sarah membentak mereka berempat, mereka masih juga diam. Suatu keanehan bagi orang yang melihat mereka.

Mereka berpindah tanpa aba aba dan duduk di sofa tanpa mengatakan apa apa, isi fikiran mereka sama sepertinya.

" Kalian kenapa? Hmm?" tanya Tante Sarah kepada mereka berempat dengan nada lembut kali ini. Dan mereka berempat serempak menggeleng bersama.

Tante Sarah melihatnya dengan tatapan takjub dan tidak percaya "hei! Ada tamu penting datang kalian awas sana jangan diem dieman lagi" ujar Tante Sarah lagi dengan bentakannua.

Serentak mereka berempat berdiri seperti robot lalu berjalan seperti tanpa nyawa.

Pasrah, salah satu dari mereka akhirnya membuka percakapan.
" Mau kemana?" tanya Dewi.
" Atas Atap" ujar Dina dan Naufal bersamaan lalu mereka menaiki tangga dan tibalah mereka di atas atap duduk bersila dengan menatap tamu tamu undangan yang datang untuk memberikan selamat untuk mama dan papa mereka.

" Capek gua, nanti kita bakal pisah" ujar Arnold dengan nada suara putus asa.

" Sakit gua, gua harus pisah sama orang yang gua sayang" ujar Naufal sambil menghela nafas berat.

" Bahagia yah Ma, Pa. Walau di antara kita ada secuil rasa kecewa" ujar Dina dengan kecewa dan mendapat tatapan tanpa arti dadi Arnold, dewi, dan Naufal.

CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang