"tempat ini tak pernah berubah"
Dunk tertawa pelan, bergurau sekali kekasihnya, seakan mereka telah meninggalkan tempat ini berabad-abad yang lalu, "tak sampai setahun, untuk apa pantai ini bereinkarnasi?"
"Ckk.. Dunk selalu begitu, tak pernah setuju dengan apapun yang Joong katakan"
"Karena Joong tak masuk akal"
Lelaki tegap itu menarik sang kekasih menabrak pada dada bidangnya, Joong tertawa gemas "cintaku ini masuk akal loh.."
"Joong lepaskan.. Dunk kemari ingin melihat pantai, bukan dadanya Joong"
Hamparan pasir pantai yang indah untuk di pandang, benar kata Joong tempat ini tak pernah berubah, belum lama sejak dirinya datang beberapa bulan yang lalu, matahari terbenam menjadi sangat lama, bahkan sensasi hangat sinarnya tak seperti saat Joong berada disisinya
Bukan seberapa indah tempat yang ditapaki ini, tapi dengan siapa ia datang, menurut Dunk itulah penentu momen berharga, wajah tegas sangat tampan.. Dunk nyaris tak percaya kini Joong ada disampingnya, lelaki itu berjanji akan memperjuangkan hubungan mereka, dan tak akan melepaskan tangan Dunk, benar-benar berharga.
Berilah sebuah kenyataan, bahwa keberuntungan hidup mereka berbeda, namun cinta membuat keduanya bersimpuh memohon pada takdir untuk memutarbalikkan keadaan, melawan prasangka orang-orang yang menyudutkan, Dunk berharap keputusannya untuk mempertahankan hubungan mereka tak akan berimbas buruk pada sang kekasih,
Sudah cukup untuk semua penderitaan yang Joong hadapi, lelaki itu cukup kesulitan dengan berbagai macam tragedi menyedihkan dalam hidupnya
"Cinta hanya bisa abadi saat kedua orang yang terlibat didalamnya saling mengerti" suara berat menelisik Indra pendengaran "apakah Dunk bisa selalu mengerti pada Joong?"
"Dunk akan mengusahakannya" senyum manis terbit membuat Joong lagi-lagi merasa gemas "kita sudah berjanji kan?"
"Iya baby.. kita sudah berjanji" keduanya bertautan tangan, menepi di pinggiran pantai, menyaksikan ombak menerpa kaki mereka dengan pelan, sesekali Dunk akan berlari menghindar meski begitu Joong akan mengangkat tubuhnya dibuang ke air laut
Hangat matahari mulai terbenam menerpa wajah manis yang masih berusaha bangun dari terpaan air, hati Joong menghangat, sial.. momen indah yang membuatnya ingin menghentikan waktu, terakhir kali saat dia datang ke tempat ini bersama sosok manisnya, hatinya masih saja berdebar tak karuan.
Dalam kondisi dirinya yang tak sehat, bahkan Dunk sangat sabar menemani masa tersulit, kebaikan apa yang dahulu dilakukannya hingga tuhan mengirimkan malaikat sebaik sosok manis itu? "Dunk..."
"Humm.."
"JOONG MENCINTAI DUNK..." nampak lelaki manisnya terkekeh pelan, mentertawakan dirinya yang teriak di tepi pantai "AWW.. JOONG SERIUS.. MENCINTAI DUNK..."
"SECINTA APA?"
"SECINTA..." Joong menghentikan ucapan, matanya kini lebih fokus pada matahari yang nyaris menghilang di balik tubuh kekasihnya "MATAHARI HANYA DATANG MEMBUAT KULITKU PANAS DAN AKAN TERBENAM JIKA WAKTU PETANG, ITU SEBABNYA JOONG TIDAK SUKA MATAHARI"
Dunk tersenyum hangat, ikut membalikkan badan menatap siluet jingga penghujung hari
"TAPI.. JIKA MATAHARINYA ADALAH DUNK.. JOONG SUKA"
Angin semilir menyapu ombak menghantam karang di tepi lautan, sang surya telah pergi membawa ribuan cerita hari ini, Dunk merasakan air membasahi pipinya, cinta telah membutakan segalanya, serasa akan berlari ke ujung dunia, dia akan melakukannya untuk cinta.
Biarlah semua orang menentang perasaan mereka "tak perlu khawatir, selama Joong menjadikan Dunk matahari, Dunk tak akan membuat kulit Joong merasa panas, Dunk tidak akan pernah terbenam" bahu tegap tempat bersandarnya bergetar, sekuat itu dia menahan perjuangannya mendapatkan restu hubungan, kini telah jelas Joong menangis, seakan menjelaskan dia sendiri telah rapuh hampir menyerah dengan keadaan
Hanya bisa saling menguatkan, dalam gelap dan terpaan ombak, semilir angin bertiup tak berhasil menerbangkan harapan, begitu kuat keduanya menanam janji, belum selesai cerita hari ini dan hari-hari yang akan datang
"Joong merasa akan mencintai Dunk saja selamanya"
.
.
.
.
.
"Aku yang akan menjemputnya"
"View.. maaf yah, tante tak tau lagi harus bagaimana"
Wanita cantik itu mengangguk semangat, dia sendiri dari awal sudah curiga semenjak kedatangannya ke toko bunga Tempo hari, sekarang nyonya Aydin datang menceritakan segalanya, dia paham... Dia harus merebut miliknya kembali
"Di panti asuhan itu ada siapa saja?"
"Ada seorang pengasuh dan pemuda yang bernama Dunk itu, cukup lama tante menitipkan Joong di sana, sampai tak habis pikir keduanya saling jatuh cinta, demi apapun ini menjijikkan"
"Nyonya Aydin tenang yah.. aku janji akan membawanya kembali, anda tak perlu khawatir"
"Bagaimana jika Joong tidak mau?"
Itu perihal lain, agak mengkhawatirkan tentang itu, namun View cukup cerdik dia merasa situasi seperti ini harus di tekan lebih kuat "bagaimana dengan membohongi Joong tentang kesehatan anda.. saya rasa itu cukup mengambil simpati"
"Dia di butakan oleh cinta, apakah masih mungkin peduli pada ibunya sendiri?"
"Tak perlu khawatir tante.. serahkan saja padaku, tak mungkin juga lelaki sebaik tuan Joong melupakan ibunya sendiri"
"Dia benar-benar marah View, saat tante mengatakan tak terima dengan hubungan menjijikkan nya, Joong sangat marah, langsung pergi dari rumah hari itu juga"
Cinta memang hal yang gila, View turut merasakannya, saat ini contohnya, malu sebenarnya jika dia harus mendatangi Joong dan memaksa lelaki itu pulang, namun jika diingat-ingat lagi bagaimana cinta mulai tumbuh di permukaan hatinya, View merasa perlu ikut andil dalam permasalahan ini, lagipula nyonya Aydin sendiri yang meminta bantuan nya langsung
"Tante.. aku benar-benar mengusulkan alasan yang tadi, soal kesehatan anda.. itu akan berpengaruh kuat pada tuan Joong"
"Baiklah.. tante percayakan padamu nak.. mohon bawa Joong kembali, tak lucu jika anakku penerus perusahaan besar seorang gay"
"Mungkin saja Joong sebenarnya bukan gay, aku takut Dunk mempengaruhi nya, banyak kejadian seperti itu"
Menjengkelkan memang, yang wanita paruh baya itu tau, anaknya dari dulu mencintai wanita, bahkan terakhir kali yang membuat sang anak depresi berat adalah seorang wanita, mengapa tiba-tiba
"Ckk.. jika tau akhirnya begini, tante tidak akan membawanya ke tempat seperti itu"
"Sudahlah.. semua sudah berlalu, sekarang hanya bagaimana membuat tuan Joong kembali"
"Aku percayakan semua pada View.. tolong yah.."
"Baik tante.."
.
.
.
.
.
.
.
To be continued
Jangan lupa tinggalin jejak kak, maaf masih berantakan, makasih ya udh mampir🙏🏻🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [Joongdunk]18+[END]
Fanfictionombak tak pernah berhenti menabrak batu karang, matahari masih terbit kemudian terbenam, namun dirinya telah tenggelam.. masih terombang-ambing dalam kisah sederhana menjadi dongeng lucu yang akan membuat orang menertawai harapannya. "Joong aku haru...