"Dunk.. snow globe nya Joong dimana" lelaki tegap di dalam kabar nampak meraba laci nakas di sisi ranjang, matanya memicing ke segala arah, sedari tadi mondar-mandir tidak menemukan benda kesayangannya
"Terakhir kali Joong meletakkan dimana?"
"Joong meletakkan di dalam laci, kemarin kita pergi ke pantai, jadi Joong mengamankannya"
"Cari lebih teliti" ceroboh sekali, Dunk hanya menatap lelaki itu dengan malas, sudah pasti hanya salah simpan atau tercecer bersama barang-barang lain
Lelaki manis itu membuka jendela kamar, penerangan sinar hangat di pagi hari, Dunk menghela nafas panjang, tangannya meletakkan sebuah handuk di jemuran kecil
"Sudah dapat belum?"
"Belum.."
"Ckk.." terpaksa Dunk berjalan mendekati lelaki tegap itu, dia memasukkan tangan ke sebuah laci dibawah nakas besar, keningnya menyergit "Joong carinya bagaimana sih?"
"Bagaimana apanya?"
Buktinya sebuah bola kaca muncul lebih dulu di tangan kekasihnya "ini apa?"
"Aww.. ini dia.. sayang" tangan lelaki tegap nampak mengusap permukaan bola kaca sangat antusias "jangan menghilang lagi yah.."
"Iya makanya di simpan dengan baik, cepat mandi.. aku mau membereskan tempat tidur"
"Joong juga mau membereskan tempat tidur"
"Tak usah biar Dunk saja"
Mana mungkin?, Joong tak akan membiarkan itu terjadi, di tariklah ujung seprei di sudut bawah, matanya memicing berusaha meluruskan dengan sudut yang lain "nah.. sudah rapi kan?"
"Dasar payah.."
"Aww.. Joong salah lagi?"
"Sudah.. sudah, biarkan Dunk saja yang melakukannya, Joong cepat pergi mandi"
"Tidak mau.." dia justru memeluk nyaman sang kekasih dari belakang, dagunya berusaha masuk dalam sela tengkuk si manis "wangi sekali, Joong jadi ingin gigit"
"Ckk.. Joong, nanti pekerjaan tak selesai jika kau terus memelukku"
"Biarkan saja..." Dunk tak dibiarkan mengelak, tengkuk lelaki manis kesayangannya itu sangat menakjubkan, pemandangan yang sejak dulu dia impikan kini sangat mudah di dapatkan, seperti gulali.. saat menjilat tengkuk itu, rasanya kewarasanmu akan hilang.
"Eughh.. Joong.." suara rendah yang begitu menyenangkan, Joong jadi ingin melakukan kegiatan panas di pagi hari, tangannya memojokkan sang kekasih di tembok ruangan, tangannya mengusap lembut pipi gembil itu, menyesap manis khas dari bibir mungil milik Dunk, mereka mulai tenggelam dalam ciuman lembut
Hanya lumatan kecil, hingga Dunk melepaskan lumatan mereka, menghirup dan menyesap aroma jamalon khas yang sangat maskulin tak pernah lepas dari tengkuk lelakinya
Dan semuanya buyar, suara ketukan pintu membuat keduanya merutuk, "aku ingin membangun rumah untuk kita, benar-benar hanya kita tak ada yang mengganggu"
"Dunk..." Itu suara bibi Jan, Dunk mengusap pipi Joong dengan sayang, menciumi pipi itu dan mendorong tubuh tegap sangat pelan
"Cepat pergi mandi, aku akan membantu bibi Jan membuat sarapan"
Meski malas, dia tetap menuruti ucapan kekasihnya, Dunk keluar dari kamar, dan Joong bergegas masuk ke kamar mandi
"Maaf bibi Jan"
"Ada yang mencari tuan Joong"
Hal yang pertama terlintas di pikirannya adalah tuan dan nyonya Aydin, tapi tak mungkin bibi Jan tak mengenal mereka, nampak sekali ini adalah orang baru, perasaannya tak enak bergegas lelaki manis itu kedepan teras, sosok wanita cantik bergaya elegan menatapnya tak bersahabat
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [Joongdunk]18+[END]
Fanfictionombak tak pernah berhenti menabrak batu karang, matahari masih terbit kemudian terbenam, namun dirinya telah tenggelam.. masih terombang-ambing dalam kisah sederhana menjadi dongeng lucu yang akan membuat orang menertawai harapannya. "Joong aku haru...