"Dunk.. makan dulu" Phuwin duduk di sofa belakang, dia membuka sebuah kotak makanan "aku sudah memesannya untukmu"
"Merepotkan sekali, maaf yah.."
"Santai saja, kita harus lebih akrab.."
"Humm.." Dunk melirik Phuwin yang sibuk dengan beberapa catatan "Phuwin.."
"Iya?"
"Apa hanya kita berdua?"
Phuwin memberi anggukan, lelaki itu tertawa kecil menunjukkan sebuah catatan padanya "ini adalah pesanan buket hari ini, kita hanya menyiapkan.. nanti ada yang mengantar"
"Jadi florist di toko sebesar ini hanya dua orang?"
"Pesanan hanya sedikit, tugas kita merawat tanaman saja... Kadang dalam sehari kita mendapatkan pesanan hanya satu saja, tapi bajet nya tidak main-main"
Dunk sedikit bingung, dia menerka-nerka apakah kira-kira dia akan berguna? "Hanya membuat buket saja begitu?"
"Iya, langganan nyonya Janhae adalah orang-orang berkelas, mereka akan meminta bunga-bunga langka dari toko ini"
"Ahh.. begitu yah.."
Phuwin mengangguk pelan, dia ikut duduk di sofa sambil memperhatikan beberapa catatan di atas kertas "baiklah.. hari ini ada lima buket yang harus di selesaikan, aku akan mulai memetik bunga yang di perlukan, makanlah dulu.."
"Terima kasih phu.. aku akan menyusul"
Teman kerjanya itu berdiri dari posisi, berjalan duluan ke arah depan toko, seperti yang tadi ia ucapkan.. akan memetik beberapa bunga, jadi Dunk harus cepat menyelesaikan makannya agar bisa turut serta membantu Phuwin
Baik sekali, di hari pertamanya bekerja sudah di suguhkan sarapan bubur hangat oleh lelaki yang tadi menyambutnya sangat ramah dan terkesan santai, Phuwin juga tak memberatkannya.. Dunk berharap bisa berteman baik dan lebih akrab dengan lelaki itu selama bekerja di tempat ini
Dia menyuapkan bubur ke mulutnya, sekilas ingatan tentang panti asuhan membuat rindu kembali menyergap hati, dia menggeleng pelan, nafasnya sangat lelah..., Bagaimana keadaan adik-adiknya pagi buta tadi?, Apakah mereka sempat mengerjakan pr semalam?, Atau hanya bermain tak ingat waktu?
Dunk mempercepat kegiatan makan, lalu segera meminum air.. dia tak ingin berleha-leha lebih lama, Phuwin membutuhkan tenaganya, lelaki manis itu berjalan ke bagian depan toko, melihat Phuwin memetik dengan hati-hati
Dia ikut mengambil keranjang kecil di sisi etalase kayu mewah, tangannya memegang bunga yang di rasa sesuai dengan nama di catatan "carnation" dia termangu.. membaca kata bahasa Inggris di depan pot kaca "ya ampun.. namanya asing sekali"
"Dunk.. jika memetik bunga usahakan dekat dengan akarnya, agar ukurannya lebih panjang"
"Khab..." Dunk terkekeh pelan mendapat instruksi itu, dia mulai teliti memotong satu persatu batang bunga berwarna pink lembut dengan putih susu di tengahnya, pemuda itu semakin kagum "cantik sekali.."
"Bunga carnation adalah kesukaan banyak istri konglomerat"
"Pantas saja, sangat indah.., pasti disini bunga murah sejenis anggrek biru tak ada?"
"Ada.. dia diletakkan di ujung, karena harus melilit di batang pohon" Phuwin nampak berjalan ke sisi kanan, agak sedikit jauh dari tempat Dunk, dia menunjukkan sebuah tanaman nyaris tak terlihat "nah.. ini, anggrek biru, bagus kan?"
",,Bagus sekali... Tak kusangka melihatnya dalam jumlah banyak.."
"Kau suka anggrek biru yah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/334809781-288-k730986.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Globe [Joongdunk]18+[END]
Fanfictionombak tak pernah berhenti menabrak batu karang, matahari masih terbit kemudian terbenam, namun dirinya telah tenggelam.. masih terombang-ambing dalam kisah sederhana menjadi dongeng lucu yang akan membuat orang menertawai harapannya. "Joong aku haru...