2

1.9K 139 8
                                    

"mandi dulu yah, sudah sore"

Dunk membereskan beberapa buku bacaan yang sejak tadi dibaca oleh Joong, hari sudah petang. Pemuda itu harus segera membersihkan diri, Dunk segera menuntunnya memasuki kamar mandi

"Mandi yah, ini handukmu.. apa kau butuh sesuatu yang lain?" lelaki yang ditanyai tak berkutik sedikitpun, nampak dia lebih asik melihat aliran air keluar dari keran "aww... Dia tak mendengarkan ku atau tidak mau merespon ku?"

Dunk jadi bingung apa yang harus dia lakukan? Soalnya Joong hanya diam tak bergerak sedikitpun melakukan rutinitas orang mandi seperti biasa, dia seperti orang yang tak mengerti,

"Apakah orang yang terkena gangguan mental itu tak bisa beraktivitas sama sekali?" Dia mengomel dan lelaki tampan dihadapannya menyaksikan dengan bingung "kau lihat apa? Kau kesal yah aku mengoceh?"

Joong mengalihkan pandangan, dia memasukkan tangannya di bak mandi merasakan sensasi dingin membuatnya kaget dan menjauh beberapa langkah

"Ckk, kau harus mandi"

Jika menunggu terlalu lama mereka akan menghabiskan banyak waktu, jadi lelaki manis itu langsung membuka baju milik Joong untuk memandikannya "maaf yah maaf, bukannya aku cabul... Tapi aku sedang mengurus mu, anggap saja seperti itu"

Deretan ABS di bagian perut membuatnya terperangah, dia menatap joong yang sedang sibuk bermain air. tangannya menyentuh pelan perut lelaki itu, hingga tatapan tak suka dari Joong membuatnya kaget "maaf, aku hanya penasaran, ini benar-benar ABS? Kau olahraga kah? Kenapa mandi saja tak bisa?"

Joong menghela nafas panjang, dia mendorong pelan lelaki manis itu keluar dari kamar mandi. tak peduli teriakan Dunk yang sangat kaget karena perilakunya, dia memilih untuk mandi sendiri. dia cukup kesusahan saat dunk sangat lamban mengurusi mandinya, lelaki manis itu berkali-kali histeris karena merasa telah mencabulinya.

"Joong, kenapa kau menutup pintunya.. apa kau bisa mandi sendiri? Joong.." dunk mengetuk pintu kamar mandi tak sabaran "jangan lupa lepaskan seluruh bajumu, jangan sampai basah"

Dia jelas tau lelaki itu tak akan menyahuti ucapannya, Dunk hanya bisa duduk dipinggiran ranjang menunggu Joong keluar dari kamar mandi. dia sudah harap-harap cemas, takut lelaki itu tak bisa melakukan apapun didalam sana.

Hingga kekhawatiran nya sirna saat Joong sudah keluar dari balik pintu, lelaki tampan itu memakai handuk di pinggangnya. nampak tubuh kekar atletisnya masih basah dengan air bekas mandi tadi.

"Ya ampun.." Dunk histeris menutup wajahnya dengan telapak tangan "Joong, ambil bajumu didalam lemari.. disitu.. disitu.."

Dia tak tau jelas apakah lelaki tampan itu mengikuti arahannya, yang jelas dia tak berani membalikkan badan. khawatir jika handuk itu dilepaskan dan Joong tak memikirkan kehadirannya di sana.

"Kau kenapa sih?"

Sial.. lelaki itu bicara, dia membalikkan badannya buru-buru. dan benar saja Joong menatapnya tak paham, nampak baju telah terpasang rapi menutupi tubuh atletisnya.

"Kau bicara?"

Joong duduk di pinggiran ranjang, matanya menatap keluar jendela kamar. dia tak berkutik lagi, tanpa menyahuti ucapan Dunk, dia memilih diam menatap pohon-pohon rindang di halaman belakang panti asuhan

"Aww.. diam lagi, ckk.. aneh"

Suasana kembali hening, Dunk menggelengkan kepalanya, membereskan baju yang dipakai oleh pemuda itu, kemudian menjemur handuk di dekat jendela, matanya menatap lekat pada Joong. Yang ada difikirkannya tentu akan sama dengan orang lain, bagaimana bisa lelaki setampan ini mendapatkan gangguan mental?

Snow Globe [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang