25 END

1.9K 105 25
                                    

"Dunk..."

Tatapan kosong lelaki manis disana nampak kaget, dia membalikkan badan, orang yang ditunggu-tunggunya telah kembali... Siapa yang mengira?,

"Joong..."

Berapa banyak lelaki itu akan menanggung penderitaan karena hubungan mereka?

Dunk tersenyum kecil, guratan wajah manis yang membuat tragedi ini semakin menggila, air mata bahagia penutup kisah, dia menggeleng pelan masih tak percaya, hazel indah peruntuh tembok dihatinya, Dunk tau mulanya ini hanya cerita hidupnya yang sangat biasa namun saat lelaki tegap di depan sana memaksa masuk dalam kisah ini, semua menjadi berliku dan menggila

"Berapa banyak yang kau lepaskan?" Pertanyaan kontras yang membuat Joong tertawa kecil, tak terasa air mata membasahi pelupuk mata

"Semuanya sudah berakhir" membawa kisah luka ke penghujung cerita "kita bersama, selamanya"

Pelukan hangat menerpa keduanya, sesaat Dunk menubrukkan tubuh di dada kekar sang kekasih, sudah cukup... Tak ada lagi tempat untuk kesakitan di antara mereka "terima kasih sudah kembali..."

"Terima kasih sudah menungguku"

Keduanya tersenyum sumringah, kehangatan diantara keduanya menerpa lebih lama, rambut hitam legam kesayangannya, aroma buah menusuk indra penciuman, Joong mengusak hidung membuat geli pemilik rambut itu

Tak ada yang mengatakan sepatah katapun, hanyut dalam pelukan lama, biarlah dulu rindu sirna, tak terbalaskan sakitnya menunggu harap-harap cemas dengan kenyataan, cukup lelah dengan perasaan yang menurut orang aneh hingga menentang, mereka berhasil mengakhirinya.

"Bertahan lebih lama, kita akan menghabiskan waktu lebih banyak daripada hari ini, ikut bersamaku Dunk"

.

.

.

.

.

"Berikan aku penjelasan yang detail"

Pond menyengir, atensi lelaki manis di sisinya tak berhenti mengganggu, dia masih sibuk dengan pesan beruntun di layar handphone, namun Phuwin terus menarik lengannya meminta kepastian

"Tuan Joong secepatnya akan kembali ke bangkok, tenang saja yah..."

"Lalu Dunk?"

"Dunk juga ikut, dia akan kembali ke sini"

Phuwin mengangguk paham, hatinya lega "dia akan kembali kesini, tapi bukan sebagai penjaga toko bunga lagi, iya kan?"

"Humm.. dia dan tuan Joong akan menikah"

"Demi apa... Aku ikut bahagia" meski tau akan memiliki waktu yang sedikit bersama sang sahabat biarlah, Phuwin tak masalah, selama Dunk baik-baik saja

"Haruskah kita menikah juga?"

Phuwin melirik tak nyaman, "tanpa hubungan apapun, tiba-tiba kau melamarku?, Aneh?"

"Harusnya dengan sebuket bunga yah?" Pond terkekeh pelan, dia mengambil setangkai bunga Lily putih, matanya menyiratkan kebahagiaan "tolong buatkan sebuket bunga ini untuk ku, aku hendak melamar seseorang"

"Pond.."

Lelaki tegap itu tersenyum lagi, seberapa jauh kira-kira Phuwin berfikir ucapannya bercandaan? "Apa kau percaya padaku?"

"Percaya apa?"

Bahwa cinta telah lama menyergap di hatinya, meski nyaris tak memiliki kesempatan untuk menyatakan ini, Pond hampir menyerah dengan keadaan sulit, kadang berfikir untuk mengakhiri perasaan namun rindu tak pernah membiarkan nya lengah "aku serius phu.. aku berencana menikahimu dalam waktu dekat ini"

Snow Globe [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang