༺ 𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂 ༻
Keesokan paginya jin bangun awal untuk membereskan beberapa barang yang tersisa. Begitupula dengan barang-barang miliknya, dia pindahkan ke kotak-kotak yang nantinya akan diantar ke seoul sana. Dengan hati-hati disetiap langkahnya, jin tidak mau nanti dia kena ceramahi oleh leony sang ibu kalau ada masalah sedikit saja.
Hari sudah menjelang siang, sementara jin masih sibuk berkutat kesana-kemari. Dia bagai tidak mengenal letih sama sekali, leony sudah memperingatinya agar istirahat terlebih dahulu namun bukan jin namanya kalau menurut, anak itu hanya berkata 'iya' begitu saja terus.
Leony yang sudah lelah dengan jin dan akhirnya membiarkannya."Kak, udah, istirahat dulu ya.." ujar Leony terakhir kalinya.
"Iya ma, bentar, ini dikit lagi beres."
"Hah.. Terserah kamu deh, mama capek bilanginya!"
"Yaudah, mama diem aja sambil duduk-duduk cantik terus minum teh nya, biar jin aja yang kerja."
"Emang mama setega itu, hm?"
"Jin gamau mama capek,"
"Mama udah biasa kali kalau masalah ginian,"
"Ga, jin gamau nanti mama kenapa-kenapa."
"Kamu mah, ah"
"Suhtt.. Udah ya, mama minum aja teh nya, nikmatin." ujar jin lalu kembali sibuk. Sementara Leony hanya mengerutu kesal. Emangnya dia selemah itu? Tidak! Dia itu kuat!
Beberapa jam berlalu dengan cepat, hari sudah panas menyegat, matahari semakin tinggi. Dan jin akhirnya selesai, dia berjalan dengan tertatih-tatih kearah sofa lalu merubuhkan tubuhnya di sofa. Dengan dada yang naik turun, nafas yang tidak teratur, keringat dimana-mana. Bibirnya terbuka guna menyerap oksigen.
"Kak? Udah selesai?" Leony kaget melihat anaknya yang tepar di atas sofa.
"Astaga kak! Apa mama bilang! Istirahat dulu! Nanti kakak sakit gimana?" ujar Leony khawatir.
"Jin, gapapah kok mah"
"Gapapa apanya! Aduh, mandi sana abis itu makan sup yang mama buatin! Ga ada penolakan!" perintah Leony.
"Iya ma bentarh, jin ngambil nafash duluh.."
"Yaudah, kalo udah cepet mandi ya.." jin mengangguk pelan, sementara Leony pergi kedapur untuk membuat sup.
"Udah mandinya?"
"Udah."
"Nih, makan dulu"
"Makasih ma"
"Sama-sama"
"Ada yang pegel ga? Atau ada yang sakit? Mau mama panggilin-"
"Gapapa ma, jin gapapa."
"Yaudah, kalau ada yang sakit bilang sama mama ya?"
"Hm" jin mengangguk paham seraya tersenyum.
"Papa mana ma?"
"Lagi ngurusin rumah buat kita tinggal, sama ngurusin sekolah baru buat kamu."
"Oh, emang mau didaftarin dimana?"
"Katanya di BigHit school"
"Wahh, beneran?"
"Iyaa"
"Jin denger sekolah itu bagus, ya?"
"Katanya, tapi kita liat aja" jin lagi-lagi mengangguk. Lalu kembali menyeruput sup buatan sang ibu.
Hari sudah gelap, matahari berganti menjadi bulan ditemani dengan ribuan bintang-bintang yang indah dipandang, waktu yang pas.
.
.
.
.
.
.
."Semuanya udah kan?" tanya jong.
"Iya, udah semua."
"Ga ada yang ketinggalan lagi? Jin?"
"Um? G-ga ada lagi pa."
"Baiklah ayo kita berangkat! Jin, tidurlah kita bakal butuh waktu lama untuk sampai." ujar jong.
"Eum, ga pa. Jin belum ngantuk."
"Yaudah, kalau udah ngantuk tidur aja ya.. Mama juga"
"Hm, pa, kamu ga capek? Ga panggil supir aja?"
"Gapapa ma, papa kuat kok, papa udah biasa, lagian galama nanti juga sampai."
"Yaudah, kalau udah gatahan lagi jangan dipaksain."
"Iya sayang" jong tersenyum hangat begitu pun sang istri. Jong menancap gas mobilnya menuju jalan raya yang masih terlihat ramai itu.
Jin memandang kearah luar jendela, menikmati hembusan angin malam di gwacheon untuk yang terakhir kalinya sebelum dia pindah di Seoul. Sedih rasanya saat mengingat, dia meninggalkan teman-teman lamanya, dan berbagai kenangan kecil maupun besar disana. Begitu banyak kenangan sehingga berat rasanya untuk melepas.
Jin memikirkan berbagai kejadian menyenangkan saat dia pindah nanti, dan berharap semoga saja hal buruk tidak menimpanya.
Beberapa jam sudah mereka tempuh dan akhirnya sampai juga, setelah 1,5 jam mereka habiskan.
"Akhirnya sampe juga!" lega jong seraya meregangkan otot-otot nya.
"Kak, bangun, kita udah sampe" gegau leony berusaha membangun sang anak.
"Um? Udah sampe?" tanya jin dengan setengah sadar.
"iya, yuk masuk" jin menurut dan berjalan lunglai mengikuti sang ibu. Pintu terbuka setelah leony menekan sandinya. Jin melepas sepatunya lalu masuk kedalam rumah yang akan dia tinggali itu. Hawa hangat yang menyeruak masuk menyambut mereka bertiga.
"Kak, kamarnya yang pintu warna putih-"
"Semuanya hampir warna putih, sayang" ucap jong memotong sang istri.
"Oh iya, maksud mama pintu yang kedua abis dari tangga ya" jin mengangguk paham.
"Jin, lanjut tidur ya ma, pa"
"Iya, barang-barang kamu udah ada semuanya disana, tinggal kamu tata-tata sesuka kamu." ujar leony lagi.
"Iya, maksi ma"
"Hm, 𝘫𝘢𝘭𝘫𝘢 anak mama yang paling tampan!" jin menaiki satu persatu anak tangga lalu setelah sampai diatas dia mencari pintu yang dimaksud ibunya. Dan menemukannya, benar ternyata barang-barang miliknya sudah berada disana semua, tinggal menatanya.
Jin merebahkan tubuhnya diatas kasur, biarlah mengurus barang-barang itu besok pagi juga bisa. Sekarang yang dia butuhkan hanya tidur dan istirahat yang cukup, tubuhnya sangat letih hari ini, semua tenaganya terkuras habis.
ᯓ⚘ᯓ
Janlup vometnya!
Maaf kalo ada typo ya, happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoonjin•_♡ || Part 2 ✔
Fanfiction" Gue suka sama lo. " ujar jin. " tapi gue ga. " tolak yoongi mentah-mentah. " ga, pokoknya gue tetep suka sama lo walau lo ga suka sama gue. " keukeuh jin. " Ck ngarep banget. " " Liat aja gue bakal bikin lo suka sama gue, cinta mati pokoknya. "...