Yoonjin•_♡ || Part 2 ✔

♡

༺ 𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂 ༻

Lonceng pulang sudah berbunyi namun Yoongi belum kelihatan juga dari makan siang tadi. Jin tidak memikirkannya dan bergegas berkemas lalu pulang kerumah. Namun saat sedang sibuk berkemas ponselnya bergetar.

𝘉𝘰𝘤𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘦𝘵
𝘏𝘰𝘪, 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘴 𝘨𝘶𝘦.

Pesannya singkat namun berhasil membuat Jin mendengus kesal, kenapa tidak dia sendiri saja yang mengambil tasnya? Dasar.

"Eh, eh, lo mau kemana?" cegat Hobi.

"Mau ke lapangan, nih!" Jin mengangkat tas Yoongi tinggi-tinggi didepan wajah Hobi.

"Oh, yaudah, sono!"

"Kita duluan ya!" teriak Jimin.

"Woi tungguin!" Hobi mengejar Jimin dan yang lainnya. Jin berjalan dengan kesal sambil menggendong dia tas. Ah! Ini berat asal kalian tau.

𝘉𝘳𝘶𝘬

"Nih, tas lo." Jin mendudukkan bokongnya di sebuah kursi.

"Lebay lo cuma disuruh bawain tas doang cape."

"Cih! Coba lo jadi gue, turun dari lantai tiga sambil bawa beban yang beratnya kek bawa batu!" Yoongi tertawa sambil memasukkan bola ke ring.

"Ketawa lo?"

"Engga, nangis gue."

"Akh!"

"Rasain!" Jin melempar sebuah batu kearah Yoongi.

"Lakik ga lo?"

"lakik lah!"

"Yaudah, lari keliling lapangan 20 kali."

"Lo gila, atau udah sinting?"

"Gue serius, cepetan sana lari."

"Yang ada gue makin kerempeng lol!"

"Jangan banyak bacot, lari sana, ini baru pemanasan."

"Pemanasan?"

"Iya, lo mau jadi atlet basket ga? Kalo lo jadi beban lo gue keluarin."

"Cih ngancem."

"Udah sana, sana! Lari 20 kali."

"Lo ga lari?"

"Gue mah gaperlu lari."

"Sombong, sombong."

"Ah bacot lo." Yoongi mendorong Jin dari kursi agar dia mau berlari.

"Nih, gue buktiin kalo gue lakik, dan lebih pantas dari lo!" teriaknya lalu berlari dengan penuh percaya diri, Yoongi tersenyum miring.

"Woi! Ayo, baru juga 5 putaran!"

"Hahh.. Haah.. Lo mau gue mati hah!"
.
.
.
.
"Dua putaran lagi, ayo dong!"

𝘉𝘳𝘶𝘬!

"Aahh..! Haahh.. Hhahh.. Haahh.." Jin terjatuh ditengah lapangan karena sudah tidak kuat lagi, kakinya sudah lemas.

Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, "nih, minum." Yoongi menghampiri Jin lalu memberikannya minum, Jin menerimanya lalu menenggaknya sampai tandas.

"Sayang banget, padahal tinggal dua putaran lagi." Jin tidak sanggup bicara karena masih kehabisan nafas.

"Lo jarang olahraga ya? Kaku banget soalnya. Mau minum lagi ga? Gue ambilin bentar-"