Yoonjin•_♡ || Part 2 ✔

♡

༺ 𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂 ༻

21.47

Kini bisa dilihat lingkungan sekolah yang kotor banyak sampah bertebaran dimana-mana. Kursi yang entah berantah letaknya. Mengadakan acara sekecil ini saja sudah begini keadaannya, bagaimana saat kelulusan kelas 3 nanti?

Ah, ngomong-ngomong tentang kelulusan. Tidak terasa tinggal beberapa minggu lagi. Bulan depan kelas 3 nanti akan menghadapi ujian yang menentukan masa depan mereka nanti untuk kejenjang yang lebih tinggi dan serius. Berat rasanya melepas masa SMA, kenapa waktu berjalan begitu cepat?

"Oi Tae, kapan nih mau nembaknya? Bulan depan udah ujian, asal lo tau." ujar Jimin sambil bersedekap.

"Mungkin... Hari minggu ini?"

"Beneran lo?!" teriak teman-temannya. Tae menutup telinganya saat temannya itu berteriak dengan kencang. Demi keselamatan telinganya.

"Gausah teriak bangke!" sahut Tae.

"Lo pada mau kan nolongin gue?" lanjutnya.

"Lo bisa percaya ma kita." ujar Hobi dengan sombong.

"Cih-"

"Oi! Kalo mau ngobrol mendingan pulang sana!" teriak salah satu anak dari anggota OSIS.

"Iya, iya, gausah teriak juga kali." Hobi menatap sinis anak itu. Mereka pun kembali melakukan aktivitasnya, yaitu membantu membersihkan kekacauan ini.

"Yoon.."

"Hm?" jawabnya masih sibuk seperti yang dilakukan teman-temannya yang lain.

"Bulan depan kita udah ujian, lo tau?" tanya Jin sambil membantu Yoongi.

"Tau. Kenapa?"

"Lo mau lanjut kemana?"

"Eum.. Gue belum mikirin."

"Kata lo, lo pengen jadi produser musik?"

"Iya emang. Tapi gue belum cari tempatnya." Jin mengangguk.

"Lo?" tanya Yoongi balik.

"Gue yang pasti ikut papa gue."

"Ah perusahaan papa lo itu ya? Lo yang bakal nerusinnya?"

"Engga." Yoongi menaikkan alisnya.

"Papa niatnya pengen bangun perusahaan buat gue urus sendiri. Katanya biar mandiri." Yoongi mengangga saat itu juga.

"Enak ya jadi anak orang kaya." ujar Yoongi masih dengan aktivitasnya.

"Hhaha ga juga."

"Jadi orang kaya ga enak? Omong kosong apa itu?" ucap Yoongi.

"Iya, lo kan cuma liat luarnya aja. Ga liat kedalemnya."

"Ah iya gue ngerti kok. Kalian pasti dituntut untuk jadi anak yang sempurna, kan? Biar ga dipandang rendah sama netizen."

"Yaa.. Banyaknya begitu. Untungnya keluarga gue ga nuntut nilai gue. Mereka bebasin gue."