Chap 2

74 74 21
                                    


Happy Reading!








"Berangkat sekarang Nay?" Tanya seorang anak laki-laki yang diduga adalah tetangganya di desa.

"Iya Ron, kalo dilama-lama makin ribet, aku kan belum nyari kost-an juga" sahut Naya yang kini sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam koper mininya.

Mereka sedang berada di kamar Naya, Roni membantu Naya mengemas pakaiannya dan ayah sedang berada di depan berbincang dengan ayah Roni yang akan mengantar Naya ke Jakarta.

"Kenapa gak sekolah disini aja sih Nay? Kan sama aja" terlihat raut muka tidak senang di wajah tampannya. Naya menghentikan aksi membereskan pakaiannya dan menatap Roni judes.

"Jangan banyak tanya deh, jadi bantuin gak?" Tanya Naya dengan wajah julidnya.

"Tapi Nay-"

"Shutttt diem ya~" Naya menutup mulut Roni dengan telunjuknya.

Roni hanya bisa pasrah saja, dan kini ia benar-benar membantu Naya membereskan pakaiannya, padahal ia sudah berniat sekolah bersama Naya disini, tapi Naya malah sekolah di Jakarta. Haishhh!

"Ahhh akhirnya selesai juga" ucap Naya berkacak pinggang dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

Naya terkikik geli kala melihat Roni duduk lemas di lantai kamarnya.

"Cowok kok takut kecoa hahaha" Naya memegang perutnya geli, sangat lucu mengingat tadi Roni berlarian kesana kesini hanya untuk menghindari kecoa terbang.

Iya gaes, tadi pas Roni buka lemari kecil di pojok kamar, dia nemu kecoa gede, terus kecoanya terbang-tebang, Roni yang emang sekte manusia pembenci kecoa ya gitu, lari-lari terus ngumpet dibalik punggung Naya.

Yaampun....Roni Roni....

"Geli Nay, sumpah deh" sahutnya berpose dua jari didepan muka.

"Iya deh, yaudah yuk kita kedepan, ayah sma om Ardi pasti udah nunggu"

Mereka berdua melangkah keluar dari kamar dengan Naya yang sudah siap bersama Koper mini yang di geret juga tas selempang kecil yang bertengger di pundaknya.

"Sudah Nay?" Tanya om Ardi kala melihat Naya keluar bersama putranya.

"Sudah om" sahut Naya tersenyum ramah.

"Inget ya Nay, kamu harus baik-baik disana, jadi anak yang mandiri oke? Telpon ayah kalo terjadi sesuatu" mulailah sesi wejangan orang tua, Naya terkekeh menanggapinya.

"Iya ayahku sayang~" ucap Naya memeluk ayahnya.

"Naya pasti baik-baik aja, ayah tenang saja oke" Sang Ayah mengacungkan jari kelingkingnya kepada Naya dan dibalas oleh Naya, itu adalah simbol janji, jika Naya membalasnya, maka ia sudah berjanji akan menuruti semua perkataan sang ayah.

"Roni ikut ya pak" sahut Roni kepada ayahnya.

"Ibumu sendirian dirumah loh Ron, temani ibumu saja, biar Naya sama Bapak yang ke Jakarta" om Ardi memberi pengertian.

"Tapi pak, Naya mau nya pergi sama Roni, ya kan Nay?" Roni kini mengalihkan atensinya pada Naya yang berada disebelah kanan ayahnya. Naya hanya terkekeh geli, bisa aja ngelesnya Ron

"Nggak tuh, kata siapa?" Sahut Naya dengan wajah jutek yang dibuat-buat, hal itu membuat kedua orang tua disana terkekeh geli dengan Roni yang mendesah pasrah.

Setelah sesi bersiap dengan dibarengi wejangan dari ayah Naya juga Ibu Roni yang tadi mampir ke rumahnya dan memberikan bekal, kini Naya dan Om Ardi pergi meninggalkan desa tempatnya tinggal.

Perjalanan mereka terasa hening, Naya yang sibuk melihat keluar jendela, dan om Ardi yang sibuk mengemudi. Namun tak berselang lama, om Ardi memulai percakapan.

"Nay"

"Iya om?" Sahut Naya sambil menoleh ke samping jok kemudi.

"Sudah dapat kost-an nya?" Tanya om Ardi.

"Oh itu...hehe belum om" sahut Naya terkekeh.

"Om ada kenalan ibu kost, kamu mau ngekost disana gak? Harga perbulannya Rp.500.000, kalo mau nanti om antarkan".

Disinilah Naya berada, di sebuah rumah Kost milik temannya om Ardi, kost-an kecil namun terlihat nyaman, 1 single bad dan 1 lemari baju, juga 1 kamar mandi, ya...lumayan lah dengan harga 500.

Kost-annya juga tak jauh dari sekolahnya, ia hanya tinggal berjalan kaki selama 30 menit atau menggunakan sepeda sekitar 15 menitan.

"Bagaimana neng Naya? Suka dengan kamarnya?" Tanya bu Ratih selaku ibu kost disana.

"Naya suka bu, ini nyaman, dan juga lumayan besar" Naya tersenyum ramah menanggapinya.

"Syukurlah kalau begitu, silahkan dipakai ya neng, kalo ada apa-apa panggil aja ibu, jangan sungkan" bu Ratih menepuk pundak Naya dua kali dan tersenyum, lalu ia kemudian beranjak keluar menghampiri om Ardi yang berdiri di luar kamar.

"Bagaimana Nay? Suka dengan kost-annya?" Tanya om Ardi

Naya keluar dan tersenyum menampilkan dimple manis di pipi kirinya.

"Naya suka, makasih ya om udah nganter Naya" Jawab Naya.

Setelah membayar DP dan melunasi Kost Naya selama 4 bulan, om Ardi berpamitan untuk segera pulang ke desa. Istrinya tengah hamil besar, ia jadi sedikit khawatir bila berlama-lama disini. Takut istrinya kenapa-napa.

Setelah kepergian om Ardi, Naya kemudian membereskan barang-barangnya. Menaruh semua bajunya pada lemari kecil di pojok dekat kasur, lalu menggerai karpet mini untuk duduk. Juga merapihkan kotak makanan yang ia bawa.

Akhirnya setelah 2 jam beres-beres kini semuanya tampak rapih dan nyaman, Naya tersenyum puas melihat hasilnya.

Ia menggapai figura fotonya dengan kedua orang tuanya, foto itu diambil saat ia masih balita, lalu menaruhnya di atas meja kecil samping tempat tidur.

"Naya janji bakal bahagiain ayah dan nyari ibu lagi sampai ketemu!" Ujarnya bersungguh-sungguh.

________
TBC...

Double up!

Gimana sama chap kali ini?

Lanjut?

Or

No?

Gak usah deh kayaknya'-'

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang