Chap 10

38 46 14
                                    

Happy Reading!











Kicauan burung di pagi hari dengan gemercik air hujan menambah kesan sejuk serta damai, namun bagi seorang gadis yang kini tengah memangku dagu di jendela kamarnya, hari ini adalah hari yang sial, hari ini adalah...'hari ibu nasional' yang bertepatan pada tanggal 22 Desember.

Gadis itu merenung, memandang gelapnya langit dengan tangan yang menengadah menyapa dinginnya air hujan yang kian semakin deras.

"Aku rindu ibu..."

"Bagaimana kabar ibu sekarang? Apa ibu juga merindukanku? Atau sudah melupakanku?"

Tak terasa, satu buliran bening menetes dari kelopak matanya. Ia mengingat kembali saat dimana ibunya pergi meninggalkan ia dan sang ayah. Hari dimana kesedihannya bermulai, ia benci hari ibu.

"Nay rindu ibu..."

Gadis itu menelungkupkan kepalanya di atas lutut, hawa dingin disekitarnya membuat rasa duka itu kian terasa. Memeluk lutut di ruangan sepi, ditemani isakan lirihnya, gadis itu selalu berharap akan menemukan pelanginya.

Hanya berharap...













Sekolah kini terlihat lebih ramai dari hari biasa, adanya stan makanan dan spanduk bertuliskan 'selamat datang' memenuhi penjuru gerbang semakin membuat Naya bingung. Apakah sekolahnya sedang melaksanakan perayaan?

"Hey! Bengong aja lo, gak mau masuk nih?" Seruan itu berasal dari Stella, gadir itu menepuk pundaknya dari belakang membuat Naya terkejut seketika.

"Kaget tau!" Ketusnya dengan tangan memegang dada.

Stella hanya diam dengan rolling eyes-nya, benar-benar menyebalkan!

"Ya udah, ayuk masuk" Naya berjalan terlebih dulu. Setelahnya Stella mengikuti Naya dan menyamakan langkahnya dengan gadis itu.

"Sekolah rame banget ya" ucap Naya membuka percakapan.

"Itu karena pemilik sekolah sama anaknya bakal berkunjung kesini Nay, masa lo gak tau sih!" Stella ini hoby banget ngegas, untung teman-temannya sabar:)

Naya hanya ber-oh ria dengan kepala yang diangguk-anggukkan.

"Lusa kemaren lo dianter siapa? Kata Rena lo dianter kak Nathan ya?" Stella kini memalingkan wajahnya ke samping, terlihat kini wajah Naya yang memerah dengan ekspresi menahan kesal.

"Iya! Gegara dare dari kak Ciko!" Kesalnya dengan tangan mengepal pegangan tas-nya.

Stella menghentikan langkahnya tepat didepan Naya dengan wajah syok yang Naya pikir itu berlebihan.

"Lo maen TOD sama mereka? Kapan? Kok bisa?!" Pekiknya. Stella jadi heran sendiri, sejak kapan temannya ini dekat dengan geng snacker? Apalagi sama Nathan yang notabene-nya calon ketua geng selanjutnya.

"Aishh ceritanya panjangggg bangettt, awalnya kan kita makan siang bareng di kantin, terus tiba-tiba kak Ciko ngajakin main TOD, awalnya aku nolak kan...tapi kata kak jodi ikut aja, pas botol saus di spin kedua kalinya, aku yang kena, aku milih truth awalnya, tapi kak Ciko yang nyebelin itu malah nyuruh aku pilih dare, dare-nya aku harus dianter jemput sama kak Nathan selama seminggu, aku kepaksa sih sebenernya...kesel bangetttt!" Jelasnya panjang lebar.

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang