Chap 8

42 52 20
                                    

Happy Reading!








'Wanita itu...'

"Terima kasih ya nak, sudah mengantar Lala pulang, saya sangat khawatir tadi" wanita itu terlihat menepuk-nepuk pelan punggung anak kecil yang kini berada di dekapannya.

"A-ah ya, sama-sama" Naya merasa canggung, melihat figur wanita itu, mengingatkan ia dengan ibunya, bahkan suara dan perawakannya sangat mirip. Tapi Naya membuang jauh-jauh pikirannya, mungkin saja hanya mirip.

"Ini sudah malam, masuklah terlebih dulu" wanita itu mempersilahkan Naya untuk masuk, namun Naya menggeleng dan menjawab

"Gapapa tan-" ucapannya terhenti kala ia melihat figur pemuda yang tengah membaca buku di halaman rumah itu ditemani seekor anjing putih.

"Eee saya harus segera pulang sebelum larut" lanjutnya kemudian.

"Kakak cantik kenapa pulang sekalang?" Anak kecil itu menatap kecewa kearahnya, Naya hanya memberikan gelengan juga senyuman manis sebagai jawaban.

"Tidak ingin masuk dulu?" Sahut wanita itu.

"Tidak tan, terima kasih atas tawarannya" Naya hanya tersenyum canggung kearahnya.

"Rumah kamu dimana?"

"Saya ngekost di kost-an bu ratih tan, 4 blok dri sini" jawabnya.

"Lumayan jauh juga ya, tunggu sebentar ya" wanita itu meninggalkan Naya dengan tangan menggandeng anak kecil itu, Naya hanya diam ditempat, menunggu wanita itu kembali.

"Kakak cantik, telima kasih ya" ujar anak kecil itu dengan cengirannya.

Tanpa diduga wanita itu kembali dengan seorang pemuda yang jelas ia kenal, pemuda yang berkenalan dengannya pagi itu.

"Saka, antar gadis itu pulang, ini sudah malam, bahaya kalo dia pulang sendiri" ucap wanita itu.

Naya terpaku sesaat, jadi wanita ini adalah ibunya Saka? Lalu Lala adalah adiknya Saka? What the?...

"Hm" Saka hanya membalas dengan deheman lalu berbalik pergi mengambil motornya.

"E-eh tante, saya gapapa kok, saya bisa pulang pakai ojek" sanggah Naya cepat. Jujur saja ia jadi tak enak kalo begini.

"Anggap aja sebagai tanda terima kasih dari tante" ujarnya lembut dengan tengan terulur untuk mengelus pundak Naya pelan.

Naya tertegun, sentuhan ini...benar-benar mengingatkannya pada ibunya, apa ia sangat merindukan sosok ibu hingga berhalusinasi seperti ini?

Namun tak lama kemudian wanita itu melepaskan tangannya dari pundak Naya, ia mundur sedikit kebelakang kala motor Saka tepat berada di sampingnya.

"Naik" ujar saka singkat, karena tak enak menolak, akhirnya Naya naik ke atas motor milik Saka.

Naya ingin berpamitan terlebih dulu, namun Saka malah nge-gas motornya tanpa aba-aba, hal itu membuat Naya terkejut hingga tanpa sadar memeluk pinggang Saka erat.

Kini motor Saka pun melaju meninggalkan pekarangan rumah itu.

Wanita itu hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah anaknya.

Karena merasa hening, Saka mulai membuka pembicaraan, hanya sekedar untuk mencairkan suasana.

"Nay" panggil Saka

"Hah?"

"Makasih ya"

"Oh itu, belok kiri kak" Orang ngomong apa dibales apa.

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang