"Apa kau tahu? Bayangan adalah musuh kita yang sesungguhnya"-
Happy Reading!
Kini Naya dan Rena berada di kantin sekolah, duduk di kursi sambil menunggu Ana dan Stella datang membawa pesanan milik keduanya.
Rena terlihat sibuk dengan ponselnya sedari tadi, bahkan sampai mengabaikan Naya yang ingin memulai percakapan. Karena Naya sudah lelah berbicara sendiri, ia hanya diam dan memangku dagu dengan kedua tangannya diatas meja.
Namun suara riuh perempuan mengalihkan atensinya. Dan....
BOOM!!!
Naya langsung bertatapan dengan sosok laki-laki yang tak sengaja ia tabrak tempo hari, langsung saja Naya mengalihkan fokusnya kala melihat senyuman miring lelaki itu.
'Ngeri banget pliss' ringisnya dalam hati.
Namun tak disangka-sangka lelaki itu malah menghampiri kursi yang Naya duduki dan duduk disebelahnya, padahal itu kursi tempat Stella sma Ana, tapi malah didudukin dia sma dua temen cowoknya.
Suara kursi digeser membuat fokus Rena teralihkan, ia terkejut kala melihat tiga laki-laki yang duduk di samping kursi nya, Naya juga tak kalah terkejut, ia bahkan sudah panas dingin, dan tiba-tiba saja Naya teringat dengan pesan dari orang yang tak dikenal. Apa dia orangnya?
"Kenapa?" Laki-laki dengan jaket hitam itu mulai membuka suara kala melihat muka syok dua perempuan disebelahnya.
"E-eng-enggak hehe nggak apa-apa kak hehe" ucap Rena yang spontan menutup ponselnya dan menyimpannya asal di atas meja kantin.
"Lo?" Kini mata setajam elang itu melirik Naya yang sedari tadi sudah gemetar, Naya kemudian melirik lelaki itu sekilas dan kemudian menunduk lalu merapatkan dirinya pada Rena yang sama gugupnya.
"Lo yg kemaren nabrak gw" bicaranya terdengar santai, namun bagi Naya itu seperti sebuah peringatan bahaya!
Kedua teman lelaki itu hanya diam, yang satu sibuk membaca manga, dan yang satu lagi terlihat sedang memainkan game online, sebab ia sebentar-sebentar akan memaki dan mengumpat tidak jelas.
Dengan ragu Naya mengangguk. Tanpa diduga lelaki itu kini mendekatkan wajahnya kearah Naya dan mengangkat dagunya dengan Jari telunjuknya. Naya kaget? Tentu saja!
"Gw ngomong sama lo, Naya Lauranti" bisiknya pelan yang hanya bisa didengar oleh Naya. Dan...
Deg!
Jantung Naya rasanya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, bukan karena terpana sama ketampanan lelaki dihadapannya ini, tapi karena ia terkejut dan sepertinya feelingnya benar, bahwa lelaki ini lah yang mengirimkan chat ambigu tempo hari. Rena yang melihat itu jadi was-was sendiri, takut Naya diapa-apain.
"S-siapa?"
Lelaki itu semakin mencondongkan wajahnya membuat Naya semakin waspada.
"Your hell" desisnya pelan tepat di telinga milik gadis lugu itu. Naya membulatkan matanya terkejut, nafasnya terasa tercekat, sepertinya ia akan benar-benar tidak tenang setelah ini.
Saat itu pula, Stella dan Ana kembali membawa dua nampan berisi mie ayam dan juga es teh.
Stella dan Ana yang melihat kejadian itu kini termangu dan seketika nge-bug. Mereka berdua saling berbisik dan dorong-mendorong untuk menentukan siapa yang akan maju terlebih dulu, keduanya tidak berani mendekat saat melihat 3 lelaki itu duduk di kursi yang sebelumnya akan mereka tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Dan Lukanya
Teen FictionDitinggalkan oleh ibunya sedari kecil, Naya kira pertemuannya dengan Nathan si cowok dingin di SMA Biru Langit akan menjadi hal yang baik untuknya, namun perlahan semua ekspektasinya hancur begitu saja, ia kehilangan seseorang yang ia cintai untuk k...