Chap 17

18 19 15
                                    

Rena dan Naya terpisah, Naya masuk ke dalam ruangan ayahnya, begitupun dengan Rena yang kini tengah menjenguk ibunya.

Awalnya Rena bertanya pada Naya tentang kapan Naya akan kembali bersekolah. Naya menjawab, ia akan bersekolah esok lusa pada hari Rabu. Terhitung sudah 4 hari Naya tak bersekolah di SMA Biru Langit. Ada sedikit rasa rindu pada suasana sekolah saat ini.

Namun sebelum Naya mulai besekolah, ia berniat untuk mengembalikan dompet milik wanita tua kala itu. Sudah terlambat sebenarnya, namun hanya saat ini saja Naya memiliki waktu untuk mengembalikan dompet itu.

Esok harinya, Naya bersiap pergi ke halte bus untuk mengembalikan dompet wanita tua itu, ia menaiki bus dari halte no.16 dan berhenti di halte no.26 tepat di depan butik ternama bernama 'Angela Butik'.

"Nyonya itu ada disini gak ya?" monolog Naya.

Ia berjalan mendekati butik itu dan melihat-lihat sekitar. Seorang wanita tua berbaju hijau yang terduduk di meja santai delan butik menarik perhatiannya, ia mulai menghampiri wanita tua itu dan benar saja, ternyata ialah wanita yang ia cari.

"Nyonya" panggil Naya dengan senyumannya.

Wanita yang sibuk dengan majalah itu mulai mengalihkan pandangannya. Gadis muda dengan dress biru ia lihat. Wanita itu mulai memicingkan matanya dan membenarkan letak kacamata baca miliknya.

"Loh...kamu yang di bus itu ya?" wanita tua itu menyambut Naya dengan bahagia. Ia memegang kedua lengan Naya dan menyuruh Naya duduk dihadapannya.

Naya menurut, ia senang ternyata wanita ini masih mengingatnya.

"Ada apa nak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita tua itu.

"Ah ini nyonya" Naya mulai membuka tas selempangnya dan mengeluarkan dompet itu "emmm aku mau balikin dompet yang gak sengaja jatuh di bus" lanjutnya lagi.

Wanita tua itu tampak terkejut, ia sudah mencarinya kemana-mana dan ternyata gadis ini yang menemukan dompetnya.

"Sebenernya aku mau balikin ini dari lama, tapi baru sempet sekarang, maaf" Naya menyodorkan dompet itu dan diterima baik oleh wanita tua itu.

"Saya kira dompet saya sudah hilang, terima kasih ya, siapa namamu?" wanita tua itu tampak gembira, ia mulai menggenggam tangan Naya dan mengelusnya.

"Naya, nyonya" balas Naya. Ia sedikit terkejut dengan elusan pada punggung tangannya.

"Naya? Mirip nama cucuku, wajahnya juga terlihat mirip. Apakah cucuku akan sebesar ini sekarang?" batin wanita tua itu.

Naya yang melihat wanita itu hanya diam mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Kalo boleh tau, nyonya pemilik butik ini? Maaf lancang"

Wanita tua itu tersenyum.

"Iya, butik ini sara rintis dari awal bersama seseorang" jawab wanita tua itu.

"Anda hebat nyonya, sekarang butik ini sudah terkenal" Naya menatap wajah wanita tua itu yang kini terlihat sedih.

"Ada apa nyonya?" tanya Naya khawatir.

Wanita tua itu mengalihkan pandangannya pada Naya, ia menggenggam tangan Naya lembut.

"Kau mirip dengan cucuku, sayang sekali aku tak pernah bertemu dengannya, hanya melihat dalam foto saja membuat saya senang. Dulu sekali saat cucuku masih kecil, ibunya sering memberikan foto gadis kecil itu, mungkin dia akN seumuran denganmu sekarang" jelas Wanita tua itu.

"Kalau boleh tau, siapa nama cucunya?" tanya Naya.

"Naya Lauranti, mirip dengan namamu bukan?" jawab wanita itu dengan senyumannya.

Semesta Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang