"Lika-liku kehidupan yang mengajarkanku betapa sakitnya sebuah perbedaan"
Happy Reading!
"Astaga bisa-bisanya aku kesiangan dihari pertama sekolah!"
Naya kalang kabut kala ia terbangun tepat pada jam 6.40 sedangkan sekolahnya mulai pukul 7.00, ia hanya memiliki waktu 20 menit untuk bersiap, dengan cepat Naya menggait tas sekolahnya dan memakai sepatunya asal, tak menghiraukan tali sepatu yang diikat acak, ia bahkan tak sempat mandi dan hanya mencuci muka lalu sikat gigi saja.
"Naya bodohh, aduh bisa-bisanyaaa!" Geramnya sembari terus berlari melewati jalan raya yang sedikit macet pagi itu.
Akhirnya ia sampai didepan SMA Biru Langit, nafasnya tersenggal-senggal karena lelah berlari, hahh sudah ia duga...
"Kan bener, udah ditutup gerbangnya, haishhh!" Naya terus berbolak balik di depan gerbang, memikirkan caranya agar ia bisa masuk.
Tak lama, sebuah ide melintas diotaknya.
"Pssttt! Pak satpam! Sini bentar!" Desis Naya memanggil pak satpan yang saat itu tengah meminum kopi di pos nya.
"Yaolohh si eneng! Telat neng?" Pak satpam buncit itu bertanya dengan logat sundanya.
"Ya telat pak! Pake nanya" Naya geram sendiri pada satpam satu ini.
"Bukain dong pak gerbangnya, saya mau masuk hehe" cengir Naya memamerkan rentetan gigi rapihnya.
"Wah kalo itu sih gabisa neng-"
"Plisss pak, buka ya?" Sahut Naya memotong ucapan pak satpam itu.
"Waduh nggak bisa, saya kan satpam yang mengabdi undang-undang, kalo melanggar ya saya kena sanksi!" Ujar satpam itu dengan bangganya.
Naya sudah kehabisan ide, ia hanya dapat memandang sendu pelataran sekolahnya dari luar gerbang.
Namun tiba-tiba...
"Tinn! Tinn!"
Bunyi klakson mobil terdengar nyaring di telinganya, Naya yang kaget refleks terjingkat dan menoleh kebelakang, terlihat mobil hitam mewah bertengger dibelakangnya.
Naya dan Satpam itu memandangi seseorang dibalik mobil itu.
"Pak Sunaryo yang ganteng! Bukain dong pintu gerbangnya" teriak seorang anak laki-laki yang membuka sedikit kaca mobil penumpang.
"Yaoloh yaolohh den Lele toh!"
"Ale pak! Lele mah ikan ternaknya si Jodi!" Sahut orang itu sedikit berteriak.
"Tunggu sebentar den!" Satpam itu kini berlari untuk membuka gerbang itu.
Naya yang melihat itu tentu terkejut, dengan mudahnya orang itu meminta satpam membukakan gerbang? Bahkan ia yang sudah merayu satpam itu malah ditolak mentah-mentah! Gak adil banget deh! Pikirnya.
Namun sebuah ide terlintas, Naya berlari menyelinap kala mobil itu telah masuk ke area pekarangan sekolah. Setelah berhasil masuk, ia berbalik dan tersenyum puas menatap pak satpam yang melihatnya terkejut.
"Terima kasih pak! Saya duluan!" Teriak Naya yang kini berlari meninggalkan area gerbang sekolah.
"Waduh! Si eneng bisa asup kieu nya" ucap satpam itu menepuk jidat.
Naya terus berlari ke arah ruang guru, untungnya ia sudah tau letaknya dan tak akan nyasar nanti.
Fyi: jika kalian bertanya kenapa mereka gak MOS dulu? Jawabannya, Naya pernah MOS kok sama kayak murid lainnya, tapi Naya saat itu masih dibandung dan akhirnya ia memilih untuk MOS online saja lewat laptop milik Roni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Dan Lukanya
Teen FictionDitinggalkan oleh ibunya sedari kecil, Naya kira pertemuannya dengan Nathan si cowok dingin di SMA Biru Langit akan menjadi hal yang baik untuknya, namun perlahan semua ekspektasinya hancur begitu saja, ia kehilangan seseorang yang ia cintai untuk k...