Sesaat yang lalu aku masih melihat Chimon bertukar tawa dan cerita dengan Perth. Tapi kini Chimon sudah terjatuh dari tempat duduknya akibat pukulan Nanon yang membabi buta.
Aku bergegas mendekat mempercepat langkahku dengan setengah berlari. Perth sudah menarik Chimon untuk menjauh sementara aku berniat untuk mengamankan Nanon. Tapi belum sampai langkahku kepadanya, seorang pemuda berwajah blastera.n dengan alis menukik tajam menarik Nanon lebih dulu. Aku hanya bisa mematung memandangi pemuda itu membawa Nanon menjauh ke arah samping panggung.
Di sudut Cafe dengan pencahayaan yang lebih minim, sepertinya pemuda itu memeriksa keadaan Nanon dan menanyakan apakah dia baik-baik saja. Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat Nanon masih berusaha mengatur napas yang naik turun sedang kedua tinjunya mengepal.
"Ai'Ohm. Ai'Ohm...!" Aku tersentak menyadari Perth yang entah sudah sejak kapan memanggil-manggil namaku.
Ketika aku menoleh, dia tampak sedikit kewalahan membenarkan dua kursi yang tersenggol jatuh akibat Chimon ditarik paksa oleh Nanon dan dihantam keras dengan tinjunya berulang kali. Satu tangannya membereskan kekacauan itu, sementara satu tangannya yang lain berusaha menahan tubuh Chimon agar tidak terhuyung ambruk. Dia meringis kesakitan sembari memegangi sudut bibirnya yang sedikit berdarah.
"Mon. Kenapa dia menyerangmu." Tanyaku serius.
Chimon pun masih terengah-engah, menerima segelas air putih hangat yang pelayan berikan melalui tangan Perth.
"Minum dulu." Ujar Perth dengan suara beratnya.
Aku menarik satu kursi untuk duduk di hadapan mereka berdua, bersiap untuk mendengarkan penjelasan Chimon.
"Aku tidak menyangka dia akan semarah ini padaku, Ohm. Aku juga tidak tahu bagaimana kalian di sana. Kupikir kalian sudah bertemu, kau mengakui siapa dirimu, dan segalanya tetap baik-baik saja karena dia bisa mengerti jika situasinya juga sulit bagimu."
"Tck." Aku berdecak sebal memikirkan Chimon yang begitu bodoh untuk menyimpulkan Nanon akan baik-baik saja setelah mengetahui kebenarannya. Dia hanya tertarik pada Baifern. Tidak mungkin semudah itu dia menerima keadaan. "Memangnya apa yang kau katakan sampai membuatnya marah?"
"Aku hanya menggodanya dan mengucapkan selamat karena kalian akhirnya bertemu. Tapi dia tidak membalas pesanku itu dua hari yang lalu. Dan kami baru bertemu malam ini."
Dasar bodoh, Chimon! Bisa-bisanya dia menggoda Nanon dengan membawa-bawa hubungan kami. Aku saja tidak yakin dia bisa memaafkanku secepat itu dan menerima semuanya.
Aku masih sibuk memikirkan apa yang sebaiknya aku lakukan selanjutnya ketika sebuah suara membuyarkan fokus perhatianku.
"Nong...sebaiknya kalian selesaikan baik-baik di dalam. Nanon ada di kamar Prajurit."
Aku melihat pemuda berwajah blasteran yang tadi membantu memisahkan Nanon dari Chimon datang menghampiri. Dilihat dari bekas luka lama pada ujung alis dan bagian kanan atas bibirnya, sepertinya pemuda ini seorang bad boy yang keren. Aku tidak tahu karena dia terlihat dekat dengan Nanon atau apakah karena penampilannya, tapi aku merasa cemburu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLINE (OhmNanon)
FanfictionDi tengah keraguan hubungan jarak jauh Nanon dengan pacar online-nya, Ohm Pawat datang dengan segala sifat dinginnya. Sosok teman baru yang ternyata sangat mendukung kesetiaan dalam hubungan jarak jauh. Namun tanpa Nanon ketahui, telah tersembunyi s...