Saat memutuskan untuk memilih Kondominium ini sebagai tempat hunian kami berdua, aku dan Nanon sama sekali tidak berpikir untuk menyiapkan kamar tamu. Itulah sebabnya mengapa Chimon tidur di ranjang yang sama dengan kami berdua ketika dia menginap selama satu malam di Kondo ini sebelum berangkat ke Chiang Mai untuk pindah tinggal dengan kekasihnya. Tapi Chimon adalah teman kami berdua. Sementara Mark? Dia sahabat Nanon. Aku hanya mengenalnya sebatas foto dan cerita. Belum pernah bertemu apalagi berkenalan sebelumnya. Akan terasa aneh jika kami bertiga langsung tidur dalam satu ranjang, apalagi keadaannya Mark sudah jelas-jelas tahu hubunganku dengan Nanon lebih dari sekedar hubungan pertemanan.
Nanon sendiri terlihat cukup terkejut dengan kedatangan Mark yang terbilang tiba-tiba. Meski Nanon sendiri lah yang memberikan alamat tempat tinggal kami padanya beberapa waktu yang lalu, tapi tetap saja Nanon --apalagi aku-- tidak menyangka Mark akan datang dan memutuskan untuk menginap di Kondominium kami selama tiga hari.
Ya. Tiga hari. Mark datang untuk urusan pekerjaan di Bangkok. Rencananya di hari keempat baru dia akan pulang ke Nonthaburi dan tinggal untuk beberapa hari sebelum kembali keluar negeri. Nanon tidak bisa menolak permintaan sahabatnya, dan aku tidak ingin menjadi penjahat di mata pasanganku. Maka tak ada yang bisa aku lakukan selain setuju.
Aku dan Mark tidak banyak berinteraksi. Dia jelas menunjukkan tatapan tidak suka sejak pertama kali melihatku. Berkat menuruti instruksi Nanon, kami saling memberikan wai, bersalaman dan menyebutkan nama satu sama lain. Hanya itu.
"Apa kamu ingin aku keluar sebentar agar kamu bicara berdua dengannya?" Aku menawarkan dengan setengah berbisik di telinga Nanon saat Mark baru saja keluar dari kamar mandi.
"Tidak perlu." Jawab Nanon mantap. "Tidak ada rahasia di antara kita."
Mata kami bertemu. Dekat dan lekat. Membuat sudut bibirku sedikit tertarik ke atas.
"Tidak ada rahasia di antara kita." Ulangku tak kalah mantap.
Aku dan Nanon sudah melewati banyak hal. Baik saat kami berhubungan secara online ataupun saat setelah kami bertemu. Tidak ada pula yang perlu kami sembunyikan lagi, toh Mark datang di saat aku dan Nanon sedang bermesraan.
"Maaf, pheuan. Tapi kami hanya memiliki satu kasur. Jadi, di mana kau akan tidur?" Sudah terlihat bahwa mereka memang dekat dari cara Nanon yang sama sekali tidak pernah berbasa basi saat bicara pada Mark.
"Tidak masalah. Kita bisa tidur seranjang." Jawab Mark enteng.
Sebentar. Bagaimana??
Aku mungkin cukup pintar menyembunyikan emosiku, tapi tidak dengan Nanon.
"Tidur seranjang? Maksudmu, kita bertiga?"
"Ya, bertiga. Memangnya kau ingin aku tidur di mana?"
Sofa! Seharusnya Mark cukup tahu diri untuk mengajukan tidur di sofa. Bukannya malah melemparkan pertanyaan balik pada kekasihku seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLINE (OhmNanon)
FanfictionDi tengah keraguan hubungan jarak jauh Nanon dengan pacar online-nya, Ohm Pawat datang dengan segala sifat dinginnya. Sosok teman baru yang ternyata sangat mendukung kesetiaan dalam hubungan jarak jauh. Namun tanpa Nanon ketahui, telah tersembunyi s...