Pertengkaranku dengan Nanon hingga aku menerima tindak kekerasan darinya tempo hari tidak membuatku jera untuk kembali melanggar privasinya. Rasa curigaku justru terasa semakin menumpuk ketika Nanon meninggalkanku untuk bekerja, atau pada saat kami bersama namun dia terlalu asik berkutat dengan ponselnya terlalu lama. Kegiatan memeriksa ponselnya kini menjadi rutinitas baruku saat Nanon terlelap setiap malam.
Tapi tidak banyak yang bisa kutemukan karena Nanon sudah berhenti berhubungan dengan View. Percakapannya dengan P'Bright juga hanya sebatas urusan pekerjaan dan tidak lebih. Kedatangan P'Namtan juga tidak membuat Nanon bersedia menemuinya dengan alasan sibuk karena pekerjaan. Nanon benar-benar telah menjaga perasaanku.
Rasanya terlalu egois jika aku tetap menaruh curiga padanya sementara dia tidak pernah sekali pun berusaha menyentuh barang-barang pribadiku tanpa seizinku. Nanon sangat menghargai privasiku. Meski aku juga tidak pernah macam-macam. Aku bahkan nyaris tidak melakukan apa-apa selain menunggu Nanon pulang bekerja setiap hari. Jadi wajar saja jika dia tidak pernah menaruh curiga padaku.
Hari ini dia akan menghabiskan waktunya di Moonlight lebih lama dari biasanya. Ada acara internal tahunan, katanya. Dan tentu saja aku cukup tau diri untuk tidak meminta ikut menemaninya. Dia juga butuh ruang bersama rekan-rekan kerjanya.
"Aku akan bermain ke rumah P'Win kalau begitu." Kataku memberi tahu Nanon saat dirinya baru saja selesai mandi.
"Mendadak?"
"Bosan di Kondo terus. Sendirian."
Nanon berjalan ke arahku untuk melihat ekspresi wajahku lebih dekat. Dia tahu aku selalu tidak senang setiap akan ditinggal Nanon bekerja, apalagi kali ini dia akan berangkat lebih awal.
"Jika tidak sedang ada acara internal, aku tidak akan meninggalkanmu lebih lama dari biasanya." Nanon mencolek pucuk hidungku lalu melewatiku untuk menuju lemari pakaian. Setengah tubuhnya masih terbalut handuk putih dari batas perut sampai ke lutut.
"Apakah kamu akan pulang terlambat juga?"
"Aku tidak tahu. Tapi seharusnya tidak karena acaranya justru sebelum jam kerjaku dimulai."
"Aku ingin mengambil mobil." Kataku mengutarakan apa yang menjadi niatku sebenarnya selain mengunjungi P'Win.
"Kenapa kamu membutuhkan mobil? Kita biasa menggunakan punyaku saja untuk berdua." Nanon sedang menyemprotkan parfum ke tubuhnya lalu mengenakan kaos oblong kebesaran sesuai seleranya.
"Aku ingin membahas soal pekerjaan juga dengan P'Win."
"Apakah tabunganmu sudah mulai menipis? Aku sudah bilang biaya bulanan kita bagi berdua saja." Nanon selalu merasa bersalah jika membicarakan soal pengeluaran karena aku yang lebih banyak memberi padahal dia lah yang menghasilkan uang setiap bulan.
"Aku hanya bosan menunggumu pulang setiap hari tanpa melakukan apa-apa. Chimon sudah tidak ada, Perth juga bekerja. Aku tidak punya teman lain. Lagipula aku juga rindu dengan Kavin. Sudah lumayan lama tidak berjumpa." Jelasku menyebutkan nama keponakanku satu-satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLINE (OhmNanon)
FanfictionDi tengah keraguan hubungan jarak jauh Nanon dengan pacar online-nya, Ohm Pawat datang dengan segala sifat dinginnya. Sosok teman baru yang ternyata sangat mendukung kesetiaan dalam hubungan jarak jauh. Namun tanpa Nanon ketahui, telah tersembunyi s...