.
.
.
.
.
.New Jeans - Ditto
.
.
.
.
.
.Happy reading💫
Setelah rapat OSIS yang penuh diskusi dan perdebatan sengit, Daisy keluar dari ruang pertemuan dengan langkah mantap. Napas lega terhembus dari bibirnya. Rapat kali ini lebih menguras pikiran daripada biasanya, dan meskipun itu bagian dari tanggung jawabnya, tetap saja, rasanya penat.
Daisy membiarkan rambut panjangnya yang tadinya diikat rapi tergerai, merasakan angin yang sejuk mengusap kulit kepalanya. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi yang kosong di sebelah Cassandra, yang saat itu tampak sibuk merapikan buku-bukunya ke dalam tas.
"San, tadi ada tugas nggak sih?" tanya Daisy dengan nada malas. Matanya tak lepas dari buku catatannya, mencoba mencatat beberapa hal yang mungkin ia lewatkan saat rapat tadi.
Cassandra menoleh sebentar, lalu mengangguk. "Ada, tugas PPKn. Tapi tenang aja, Miftah udah ngumpulin tadi. Lo bisa liat tugasnya di grup kelas kalau mau nyalin di buku lo."
Daisy mengangguk pelan, merasa lega. "Oke, thanks."
Dengan satu tangan memegang pena yang nyaman di genggaman, Daisy mulai membaca instruksi tugas PPKn yang tertera di layar ponselnya. Suasana sunyi sejenak, hanya ada suara halus dari goresan pena di atas kertas.
Namun, Cassandra tidak betah berlama-lama dalam keheningan. Dengan suara pelan, ia mencoba memecah keheningan itu. "Eh, Dai. Lo nggak ngerasa aneh sama anak baru?"
Daisy menghentikan gerakan penanya dan menoleh. "Aneh gimana?"
Cassandra mencondongkan tubuhnya sedikit, berbisik agar tidak terdengar oleh teman-teman lain di kelas. "Kayaknya dia suka deh sama Dozello."
Daisy mengernyit. "Suka gimana? Perasaan biasa aja deh."
Cassandra mendesah pelan, lalu melanjutkan dengan nada penuh misteri, "Lo nggak liat tadi? Caranya liat dia beda. Tatapan matanya tuh, gue bisa ngerasain ada yang beda. Menurut gue, dia demen."
Daisy tertawa kecil, berusaha tidak menanggapi terlalu serius. "Ya udahlah, San. Kalau dia suka sama Dozello juga, terus kenapa? Lo kan nggak punya hak buat ngatur perasaan orang."
Cassandra langsung merengek, "Ih, kok lo gitu sih? Kalau anak baru itu deketin Dozello beneran, kapal Daizel gue bisa karam!"
Daisy tertawa, menutupi mulutnya dengan tangan agar tidak menarik perhatian. "San, lo kebanyakan nonton drama. Lagian belum tentu Dozello tertarik juga."
Tiba-tiba, di tengah percakapan mereka, Dozello muncul dari balik pintu kelas dan berjalan mendekati mereka. Daisy yang tadinya santai langsung terdiam, menegakkan posisi duduknya.
"Eh, Dai, lo baik-baik aja? Tumbenan diem," tanya Dozello, sedikit heran. Biasanya Daisy selalu ceria dan nggak pernah ketinggalan bercanda.
Daisy yang biasanya santai, kali ini terlihat gugup. "Eh... Iya... Gw nggak apa-apa kok. Lagi fokus tugas aja." Ia mengangkat buku catatannya, seolah-olah itu alasan mengapa ia tampak begitu serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕀 𝕃𝕆𝕍𝔼 𝕄𝕐 𝔼ℕ𝔼𝕄𝕐
Teen Fiction[END] Terdapat bahasa kasar‼️ "Dalam cerita yang memperlihatkan dinamika antara benci dan cinta, kita menyaksikan transformasi dari kekakuan menjadi kelembutan, dari kegelapan menjadi cahaya. Peristiwa mendalam menjadi pemicu perubahan dramatis, men...