(16)

28 7 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Fromis 9 - DM

.
.
.
.
.
.

Happy reading💫



Matahari dengan gemilangnya sudah kembali menyoroti jendela, memberikan tanda kepada semua orang untuk bangun dan memulai aktivitas harian. Namun, di dalam sebuah kamar, seorang perempuan tampaknya enggan melepaskan diri dari kenyamanan kasurnya yang lembut.

Perempuan itu, mungkin merasa terombang-ambing antara dunia nyata dan kenyamanan di dalam selimutnya. Matahari yang menyinari ruangan mungkin sudah mencoba menyihirnya untuk bangun, tetapi sepertinya dia masih berusaha mempertahankan momen-momen indah dalam mimpi paginya. Mungkin ada keindahan dan kehangatan yang hanya bisa dia temukan di dunia imajinasinya.

Seolah-olah waktu berhenti di dalam kamar itu, seperti dunia di luar jendela hanya berputar dalam laju yang berbeda. Ada mungkin kerinduan akan ketenangan dan kesendirian, atau mungkin kekhawatiran dan beban yang membuatnya enggan menemui dunia luar yang begitu dinamis.

Suasana kamar yang penuh dengan cahaya matahari menampilkan kecantikan simpul rambutnya yang berserakan di bantal, menciptakan bayangan kesunyian yang kontras dengan kehidupan di luar sana. Mungkin saat-saat seperti ini menjadi waktunya untuk merenung, untuk meresapi keheningan yang kontras dengan hiruk-pikuk rutinitas sehari-hari. Sementara orang-orang di luar mungkin berlomba-lomba mengejar waktu, perempuan itu tetap memilih untuk menempel di kasurnya.

BRAKK

"Oyyy curut! Bangun lo, anak OSIS mau bolos lo!!" omel sang kakak sepupunya.

"Iya iya, pagi-pagi dah cosplay jadi macan aja lo Kak," setelah terbangun, cewe itu beranjak dan mandi. Ulva pun keluar.

"Yusri mana?" tanya Isna.

"Lagi mandi, belum bangun tadi ternyata."

"Nanti kamu anterin Yusri ya Ul."

"Nggak mau ah Aun, biasanya juga bareng tunangannya."

"Zello lagi ada pertandingan basket di luar sekolah, sekali ini aja. Aunty nggak bisa nyetir, uncle juga udah berangkat pagi banget."

"Ck, yaudah deh."

Tak lama Daisy keluar. "Morning bunda," sapa Daisy.

"Gw nggak lo sapa?" sindir Ulva.

"Morning juga Kak Ulva paling galak." Daisy menghampiri Ulva dan mengecup pipinya kecil.

"Ih aunty!! Yusri cium-cium nih," rengek sang korban. Isna hanya menggelengkan kepalanya dan Daisy menjulurkan lidahnya mengejek.

"Udah-udah, ayo sarapan nanti kalo kalian telat lho."

Ulva, mahasiswi yang masih aktif di dunia perkuliahan, seringkali memilih untuk menginap di rumah Daisy karena dekat dengan kampusnya. Setelah sarapan selesai, Daisy dan Ulva bersiap-siap untuk memulai hari mereka.

Sesampainya di sekolah, Daisy melangkah menuju kelasnya dengan langkah yang mantap. Namun, sesuatu menarik perhatiannya dan membuatnya membulatkan matanya dengan penuh kejutan. Mungkin sebuah kejutan yang melibatkan momen tak terduga atau pemandangan yang mengejutkan di lingkungan sekolah yang biasanya terlihat akrab.

"Oyy Jigar!!" panggilnya, kedua orang yang terciduk itu tak kalah kaget.

"E-em Dai, anu gu-"

"Gausah tegang gitu lo Gar, baguslah kalo kalian jadian. Yuk, lo sabar-sabar aja ya pacaran sama buaya," cewek yang bersama Jigar hanya mengangguk kecil.

𝕀 𝕃𝕆𝕍𝔼 𝕄𝕐 𝔼ℕ𝔼𝕄𝕐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang