Epilog

75 7 0
                                    

.
.
.
.
.
.

Oh My Girl - Real Love

.
.
.
.
.
.

Happy reading💫


Di sebuah pagi yang cerah, suasana hangat memenuhi rumah kecil keluarga Daisy dan Dozello. Setelah sepuluh tahun bersama, perjalanan mereka terasa seperti kisah hidup yang epik, dipenuhi kenangan yang mengundang tawa dan nostalgia. Meja sarapan yang berwarna-warni terisi dengan hidangan yang mencerminkan ragam rasa dan keberagaman perjalanan hidup mereka. Kopi yang diseduh dengan penuh cinta, roti panggang yang hangat, dan berbagai makanan lezat lain menjadi simbol kebersamaan yang mereka rasakan.

"Mommy!" seru Daizel, anak laki-laki mereka yang berusia tiga tahun, berlari ke dapur dengan semangat pagi.

"Yes, dear?" jawab Daisy, sang mommy, dengan senyuman yang hangat.

"Aku lapar," rengek Daizel, matanya berbinar.

"Mandi dulu ya, lalu bangunkan daddy dan Kak Riri," pesan Daisy lembut sambil membelai kepala anaknya.

Sementara itu, di dalam kamar yang tenang, Dozello baru saja terbangun, masih terbalut kantuk. Cahaya lembut pagi menyusup melalui tirai setengah terbuka, mencerahkan sudut-sudut ruangan yang dipenuhi barang-barang pribadi. Di sebelah tempat tidur, meja rias dihiasi foto keluarga yang tersusun rapi, mencerminkan kasih sayang yang terjalin di antara mereka.

"Dad! Wake up!" seru Daizel penuh semangat, menggugah Dozello dari tidur.

"Ah, jagoan daddy sudah bangun," jawab Dozello, berusaha bangkit.

"Daddy mandi dulu, nanti kena marah mommy. Aku bangunin Kak Riri dulu," instruksi Daizel sambil menunjukkan tugasnya.

Dengan langkah cepat, Daizel bergegas mengejar waktu pagi. Riri, kakaknya yang lebih tua, merasakan embun pagi saat ia beranjak dari kamar mandi yang harum dengan aroma sabun dan sampo.

Pagi itu, sinar matahari merambat masuk, menandakan awal hari baru. Dari jendela, halaman yang dihiasi bunga-bunga berwarna-warni dan pepohonan yang rimbun menyambutnya. Suara gemericik air pancuran di kamar mandi menjadi bagian dari harmoni pagi yang menyenangkan.

"Kak Riri, bangun!" teriak Daizel di depan pintu.

Kakaknya membuka pintu dengan malas. "Gausah teriak-teriak, Dek! Kakak udah bangun, udah rapi gini," jawab Riri, sedikit kesal.

"Hehe, jangan marah dong, Kak. Ayo sarapan," ajak Daizel, berusaha meredakan suasana.

Visual kamar tidur Daisy & Dozello:

Visual kamar tidur Daisy & Dozello:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visual kamar tidur Riri :

Visual kamar tidur Riri :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝕀 𝕃𝕆𝕍𝔼 𝕄𝕐 𝔼ℕ𝔼𝕄𝕐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang