(12)

33 7 2
                                    

.
.
.
.
.
.

Itzy - Cheshire

.
.
.
.
.
.

Happy reading💫











Ketika mereka tiba di depan rumah Daisy, Tahfim mematikan motor dan menoleh ke arah Daisy. "Lo nggak apa-apa, Dai? Kelihatannya lo lagi banyak pikiran."

Daisy tersenyum tipis, meski matanya masih menyiratkan kelelahan. "Gw cuma lagi bingung. Banyak hal yang terjadi tiba-tiba, dan gw nggak tau harus gimana."

Tahfim menatapnya penuh perhatian. "Kalau lo butuh seseorang buat cerita, lo tau kan gue selalu ada buat lo? Kita emang udah lama nggak ketemu, tapi gue masih anggap lo temen baik."

Daisy mengangguk, merasa sedikit tersentuh oleh perhatian Tahfim. "Makasih, Tahfim. Mungkin nanti gw bakal cerita."

Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, Daisy masuk ke rumahnya. Malam yang panjang itu akhirnya berakhir, tetapi pikiran tentang Dozello, keluarganya, dan perjodohan itu masih terus berputar di kepalanya.

Di dalam rumah, suasana hangat dan akrab langsung menyambutnya. Aroma masakan khas ibunya menguar, menyelimuti rumah dengan rasa nyaman. Namun, saat dia baru saja menutup pintu, suara seorang perempuan yang akrab menyapanya membuatnya terkejut.

"Eh, adik sepupu udah pulang. Dari mana aja lo?" tanya Ulva, kakak sepupunya yang terkenal suka menginterogasi, terutama soal urusan cinta.

"Kepo banget sih!" balas Daisy sambil tertawa, berusaha menutupi rasa gugupnya.

"Tadi dianterin siapa? Kayak motor cowok, pacar lo ya?" Ulva melanjutkan serangan pertanyaannya, matanya berbinar penuh rasa penasaran.

"Bukan! Itu Tahfim, inget nggak?" jawab Daisy, sedikit defensif. Dalam benaknya, Tahfim bukan lebih dari seorang teman lama.

"Oh, temen kecil lo ya?" Ulva mengangguk, sepertinya menyadari kedekatan mereka di masa lalu.

"Katanya lo mau dijodohin ya? Sama siapa?" Ulva kembali menimpali, nada suaranya lebih bersemangat.

"Ih! Kok lo kepo banget sih, Kak?! Nanti lo juga tau," jawab Daisy sambil menggoda.

"Ya kan gw harus tau siapa yang mau jadi sepupu ipar gw," balas Ulva dengan nada serius.

Daisy hanya bisa menggelengkan kepala. "Dahlah, gw mau tidur. Daripada lo ngepoin gw, mending lo cari pacar, kasihan jones," jawabnya sambil berbalik.

"HEH! DASAR ADIK SEPUPU KURANG AJAR LO. SINI LO!" Ulva tidak terima dan mulai mengejar Daisy, suasana rumah seolah penuh dengan tawa dan kegaduhan.

"Ampun Kak Ulva!!" Daisy berlari cepat ke kamarnya, ketakutan akan balas dendam dari kakak sepupunya yang terkenal galak.

Di dapur, Isna, ibu mereka, sedang sibuk meracik bumbu dan menyiapkan panci di atas kompor. Ia selalu menyenangi waktu memasak, apalagi saat anak-anaknya berkumpul. Meskipun kesibukannya, Isna tetap mengawasi situasi antara Daisy dan Ulva yang kian riuh. Ulva yang masih berusaha mengejar Daisy terlihat kesal, tetapi Isna hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Akhirnya, setelah serangkaian aksi yang menghibur, Daisy berhasil menyelinap ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Ulva, meskipun masih sedikit kesal, menghentikan pengejarannya dan berbalik menuju dapur.

𝕀 𝕃𝕆𝕍𝔼 𝕄𝕐 𝔼ℕ𝔼𝕄𝕐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang