LIMA

44 11 0
                                    

Aether si anak presiden, disebut sebagai The Rebel Prince atau Pangeran Bermasalah karena selalu membuat ulah akibat dimanjakan presiden. Tidak ada yang berani mengkritik tindakan presiden yang seluruh pekerjaannya dianggap sempurna. Namun, para pendukung presiden justru mengalihkan kebencian kepada Aether dan memuji Alvin yang merupakan anak haram presiden. 

Sementara Aether si anak yatim piatu dan besar di masyarakat pecundang di kota belakang, disebut sebagai Pangeran Mafia. Entah kenapa dia disebut seperti itu, dan sejak kapan.

Kelihatannya memang lebih mahal dan bagus sebutan pangeran bermasalah daripada pangeran mafia. Batin Aether.

Julia memperhatikan Aether yang makan bubur dengan lahap. "Apakah kamu menyukai buburnya?"

"Ya?"

"Kamu tidak suka dengan bubur kan? Katanya makanan bubur itu aneh dan tidak bisa dimakan, kamu lebih suka makan daging mahal." Julia menatap cemas Aether. "Apakah ada masalah dengan pencernaan kamu?"

Sepertinya Aether harus pintar mencari alasan jika ditanyai, mana dia tahu kalau pemilik tubuhnya membenci bubur.

"Ada apa, Aether? Perlu Ibu ganti makanannya?"

Aether menggeleng cepat. "Tidak perlu, semalam aku mabuk dan sepertinya aku lebih suka makanan ringan seperti bubur daripada berat. Aneh jika di pagi hari makan daging."

Alvin, Aida, presiden dan istri sirinya memperhatikan sarapan mereka dengan steak daging sapi. Sarapan mewah dan bergizi bagi mereka berempat.

Aida tertawa canggung. "Ah, kakak Aether. Jika kakak ingin makan steak yang sama dengan kami, bisa kok. Seperti biasanya wagyu yang didatangkan langsung dari Jepang."

Kedua mata Aether berbinar. "Oh, benarkah?"

Aida mengangguk antusias lalu memberikan perintah ke kepala pelayan. "Tolong ambilkan steak untuk kakak aku."

Kepala pelayan yang berdiri di belakang presiden, mengangguk dan bergegas pergi menuju dapur.

Istri siri presiden, Danti. Bicara ke Aether dengan nada bahagia. "Aether, tadi Ayah kamu bertanya soal wanita yang sempat kamu bawa ke dalam kamar, semalam. Kamu belum menjawab pertanyaannya. Apakah dia kekasih kamu? Kenapa tidak menyapa kami terlebih dahulu? Aku senang jika ada teman untuk Aida, mengingat Alvin tidak pernah membawa kekasihnya ke rumah."

Alvin menegur ibunya. "Aku belum tertarik menjalin hubungan dengan wanita mana pun."

Danti tersenyum bangga.

Julia mengerutkan kening tidak suka ketika mendengar pertanyaan memojokkan Danti.

Aether menghabiskan bubur dan menjawab pertanyaan Danti. "Apakah aku harus memperkenalkan ke tante?"

"Oh, iya. Tentu saja, siapa tahu kami bisa menjadi teman," jawab Danti dengan riang.

"Untuk apa?"

"Ya?"

"Untuk apa aku mengenalkan dia ke tante?"

Danti menjawab dengan tatapan bingung ke Aether. "Tentu saja untuk berteman, tapi jika kamu tidak mau- tante juga tidak memaksa."

Aether tertawa mencemooh. "Oh, maksud tante- bicara ke semua orang kalau aku sudah meniduri wanita itu?"

Presiden tidak suka dengan pertanyaan Aether. "Aether, tolong jangan bicara kasar ke Danti."

"Memang kenyataannya seperti itu kan, Ayah? Tante Danti bisa menusuk Ibu dari belakang- berarti juga bisa menusuk aku." Aether mengerutkan kening dengan jijik ketika mangkuk berisi bubur sudah digantikan steak daging mahal oleh kepala pelayan.

KEMBALINYA PANGERAN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang