SEMBILAN BELAS

27 7 0
                                    

Satu hal yang paling dibenci oleh masyarakat Indonesia, yaitu hubungan orang dalam. Meskipun praktiknya masih dipakai, tetap saja banyak yang benci. Jika Aether menggunakan hal ini, bisa saja dia akan dinilai menggali kubur sendiri.

Selena tidak tahu detail tentang politik Indonesia, namun Asher selalu mengajarinya dasar politik sementara Julia mengenalkan tentang politik Indonesia karena keluarga Kailash memang sebagian berkecimpung di dunia politik, terutama Presiden saat ini adalah suami temannya. "Aether, apakah hal itu tidak akan mempengaruhi nama baik kamu? Jika semua orang tahu kalau kamu memakai koneksi terdekat, pasti akan ada yang menyerang kamu."

"Siapa yang akan menyerang saya?" tanya Aether.

Asher menjawab tanpa ragu. "Masyarakat Indonesia."

Aether duduk tegak menatap Asher dan Julia. "Apakah menurut anda berdua, saya takut dengan masyarakat Indonesia?"

Asher dan Julia saling bertukar tatapan, meragukan pertanyaan Aether. Memang anak Julia di hadapan mereka sangat kontroversial dan tidak takut dengan apa pun, termasuk hukum.

Aether menaikkan salah satu alis, lalu mulai memahami jalan pikiran mereka. "Ah, jangan pikirkan tentang masa lalu. Pikirkan saja yang sekarang dan di masa depan. Di masa lalu saya memang tidak takut dengan hukum karena memiliki keluarga hebat, tapi semakin lama- saya merasa harus bangkit dan tidak perlu terus menerus bersembunyi di belakang kedudukan mereka berdua."

Asher menjadi gelisah. "Jadi, kamu ingin memanfaatkan kami?"

"Ya, kenapa tidak? Kalian memiliki hubungan sosial yang hebat, kenapa saya harus mengabaikan point ini?"

"Aether, masalahnya keluarga suamiku hanya kerabat jauh. Kami juga tidak punya terlalu banyak hubungan sosial ke dunia luar, bisa dibilang banyak yang menjauh karena kami tidak memiliki apa pun yang bisa digunakan oleh mereka."

"Lalu kenapa kalian tidak bisa menjadi seperti mereka?"

"Apa?!" Seru Asher dan Julia dengan terkejut. Aether ingin mereka memanfaatkannya? 

"Aether- jangan bercanda, ini tidak lucu." Asher menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, dia bertekad akan bicara ke Julia untuk menegur Aether yang bicara sembarangan.

"Manfaatkan saya dan Ibu, supaya bisa membalas serta menginjak orang-orang yang sudah melukai anda berdua. Membesarkan seorang anak yang buta, tidak mudah, terutama jika anda berdua hanya seorang bangsawan." Aether berusaha menyakinkan mereka berdua. "Sekarang, pendapat bangsawan tidak terlalu bernilai jika anda berdua, mampu menarik hati masyarakat dunia."

Asher menjadi bingung. "Aether, kita hanya membahas tentang Indonesia. Kenapa kamu malah menyinguung dunia?"

"Karena dunia pasti akan bergerak menolong anda berdua, jika tidak ada anda berdua- siapa yang mau mengurus anak buta yang terlihat tidak berguna? Kerabat? Saya akan menyangsikannya."

Kepala Selena bersandar di bahu Asher ketika mengingat nasib putri mereka yang menyedihkan, buta dan tidak ada yang mau mendekat, padahal dia tidak minta dilahirkan seperti itu. "Jika mengingatnya, aku merasa bersalah. Masa-masa awal pernikahan kami sangat berat, kalau bisa- aku ingin menebusnya."

Aether mengangguk paham. "Karena itu, bisakah kalian percayakan pada saya? Kita akan menjalin hubungan yang sama-sama menguntungkan."

"Bagaimana jika salah satu dari kita berkhianat?" tanya Asher terlebih dahulu untuk memastikan.

"Berkhianat dalam hal apa? Semua orang berkhianat pasti memiliki motif. Karena saya mengatakan sejak awal bahwa anda berdua bisa memanfaatkan saya- kenapa saya harus memikirkan ada pengkhianatan diantara kita?" tanya Aether dengan percaya diri.

KEMBALINYA PANGERAN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang