2

3.8K 77 7
                                    

Inara duduk di ruang tamu, menatap perempuan yang di bawa Abian sepulang dari kerja.

"Lo siapa nya kak Abian?"

Perempuan itu mengulurkan tangannya pada Inara, yang di sambut dengan ramah oleh Inara.

"Aku Dinda, pacar Abian."

Inara melepaskan tangannya dari Dinda, rasanya tidak percaya seorang Abian mempunyai kekasih.

"Lo sepupu nya Abian kan? Abian cerita, kamu itu susah diatur, mudah marah, ngambekan padahal salah kamu, kata Abian." Dinda terkekeh mengingat Abian menceritakan tentang Inara.

Inara tersenyum paksa, menurut nya Abian terlalu terbuka dengan orang yang baru di kenal.

"Ekhm"

Dinda bangkit dari duduknya, "kamu lama banget, capek tau nungguin kamu."

Abian mengacak rambut Dinda, "sibuk"

Inara menatap mereka datar, lebih baik dirinya menyusul Aldi di halaman depan, mengambil mangga.

Tanpa pamit, Inara melewati mereka berdua, tidak tau malu! Berpacaran di depan orang jomblo.

"Mau kemana?" Abian bertanya tanpa melihat Inara.

"Mau ngepet bareng Aldi."

Abian menghela nafas berat, "Dinda masih disini, setidaknya lo jangan pergi sebelum dia pulang, di tamu harus di hormati."

Inara menggidik bahu acuh, ia berlalu dari hadapan mereka, Aldi pasti menunggu nya.

*****
"Di, bagi dong, gue ngidam."

Aldi berjalan menghampiri Inara, tumben Inara mau menghampiri dirinya.

"Hamil anak siapa lo, jangan jang..."

Inara menjambak rambut Aldi, "bisa bisa nya lo berfikir seperti itu, asal lo tau gue itu anak yang baik baik."

"Awsssssahhh sakit begok," Aldi berusaha melepaskan diri dari Inara.

Inara melepaskan Aldi, ia merengut, menatap Aldi tak minat.

"Ngepet yukk di, gue bosan hidup bergantung sama Abang lo yang super pedas omongan nya." Keluh Inara.

"Nikah sama gue aja, dijamin hidup lo......."

"Kacau!" Potong Inara

Aldi cengengesan, "pinter"

"Boleh gabung?"

Aldi menoleh ke belakang, di sana ia melihat Abian merangkul Dinda dengan mesra.

"Boleh,"  Aldi menjawab malas.

Inara males menoleh ke belakang, ia sudah tau suara siapa barusan.

"Ahaa gimana kalau kita main truth or dare" usul Aldi yang dapat anggukan dari mereka.

Mereka mengatur posisi melingkar, di tengah tengah mereka sudah di sediakan botol.

Aldi memutarkan botol nya, kepala botol berhenti di depan Inara, Aldi sudah mengambil ancang-ancang.

"Hanya satu pertanyaan dan satu tantangan." Ketus Inara menatap Aldi.

Aldi memutar bola matanya malas, " oke oke, truth or dare?"

"Truth"

Aldi tersenyum jahil, "Lo beban siapa?"

"Abian"

Aldi tertawa lepas, seru juga main truth or dare. Lalu Aldi memutarkan botol nya kembali, sekarang giliran Abian.

"Truth or dare?"

INARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang