Selamat membacaTerik matahari mengenai kulit Inara, rasanya seperti terbakar, keringat bercucuran membasahi pelipisnya.
Pagi pagi ia sudah bangun tapi tidak ada Abian, jadi dirinya pergi ke rumah Andra ikut memanen buah buahan di bawah terik matahari.
"Jam sepuluh panas minta ampun," keluh Inara.
"Istirahat dulu kak, nanti kulit kakak hitam."
Uhhh calon Adik iparnya ini perhatian sekali.
"Inara, bolehkah saya menikahi nanti lusa?"
Inara terkejut dengan tindakan Andra menggenggam tangan nya dan berkata demikian.
"Jangan bercanda Andra, kamu baru saja bercerai, apa kata orang nanti."
Jawaban Inara kurang memuaskan bagi Andra.
Tangan kekar Andra memegang pipi Inara agar perempuan itu menatapnya, "saya serius."
Inara mencari kebohongan di mata Andra tapi tidak ada, "lebih cepat lebih baik bukan? Jadi saya ikut saja."
Senyum Andra tersungging, menarik tubuh ramping Inara dengan erat.
Selena memutar bola matanya malas, hari panas di tambah pemandangan di depannya yang membuat dirinya kepanasan karena iri.
"Seperti nya aku juga mau mencari cowok," curhat Selena pada tukang kebun.
"Ide bagus nona, waktunya Anda memiliki pacar karena Anda sudah beberapa tahun ini tidak memiliki pacar."
"Berhenti mengejek ku, bapak juga duda beberapa tahun ini."
"Nona, apa Anda tidak ingin menikah dengan saya?"
Pertanyaan macam itu, Selena masih berpikir berulang kali jika mau berumah tangga dengan tukang kebun nya.
Ia akui tukang kebunnya memiliki tubuh bagus dan tampan dengan kulit hitam manisnya.
"Aku harus berpikir seribu kali untuk menikah dengan kamu."
"Antara benci dan cinta tidak jauh loh, jangan jangan nona adalah jodoh saya." Tukang kebun itu semangkin menjadi mengoda Selena.
"Siapa yang bilang aku benci bapak? Amit amit dah kalau jodoh," Selena menggeleng membayangkan dirinya menikah dengan tukang kebun, mau makan apa dirinya.
"Maaf neng Selena, nak Sahka memang gitu orang nya, dia itu buaya darat," seorang wanita tua menimbrung.
"Bibi mengacu, apa bibi tidak melihat keponakan bibi yang tampan ini sedang berjuang untuk mendapatkan hati nona nya?" Kesal Shaka.
Hey, berjuang kata Shaka? Modal omongan buaya di katakan berjuang, ingin sekali Selena mrnyumpal buah jeruk yang masam ke dalam mulut Shaka
"Berjuang matamu," sinis wanita yang dipanggil bibi oleh Shaka.
Shaka kembali memanen buah, sudah cukup dirinya berjuang hari ini, besok besok ia akan lebih berjuang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA
Teen FictionTerjebak dalam permainan orang terdekat. Permainan yang terlalu bodoh membuat Penyesalan yang tiada arti. ***** "Akhhhhhh, Abian sialan!" Abian keluar dari kamar mandi dengan wajah tanpa bersalah, menaikan sebelah alisnya bingung. "Lihat," Inara men...