semuanya terbongkar

1.6K 38 1
                                    


Vote and follow sebelum membaca

Dua hari ini, Dinda semangkin dekat dengan Diana, apalagi Abian sudah menetapkan tanggal pernikahan yang akan di laksanakan satu bulan lagi, semakin cepat lebih baik ucap Diana kala itu sebeb Abian awalnya ingin tiga bulan lagi tapi Diana bersikeras ingin satu bulan lagi.

Malam ini Diana mengadakan makan malam di rumah Abian, sudah lama mereka tidak makan malam bersama, apalagi sekarang bertambah satu anggota pasti lebih menyenangkan.

Dinda membantu Diana memasak, tangan nya sangat lihai bertempur dengan peralatan dapur.

Abian hanya menonton melihat dua wanita yang amat ia sayangi, lama melihat aktivitas kedua orang yang sedang masak ia tersadar dari tadi tidak melihat Inara dimana perempuan itu?

"Bangunkan Inara, hari sudah mulai sore apa tidak ingat untuk bangun?" Perintah Diana pada Abian.

Abian bangkit dari duduknya, menaiki tangga menuju kamar Inara.

Benar apa kata Mama nya, seperti nya Inara lupa untuk bangun.

Abian berniat membangunkan Inara, perempuan itu sudah lebih dulu membuka mata sebelum Abian yang membangunkannya.

"Bantuin Mama sama Dinda di bawah, malam ini Mama mau mengadakan acara makan malam, jangan sampai kamu membuat kesalahan."

"Hmm."

Inara mengikat rambut nya sembarangan, mengsokk gigi dan mencuci muka saja.

"Anak gadis baru bangun, sana bantuin Dinda menata makanan ke meja makan, Tante mau mandi dulu udah gerah."

Setelah merasa selesai Inara berniat untuk ke kamar lagi, malam ini ia ada janji mungkin ia tidak ikut acara makan malam bersama.

Entah dorongan dari mana, Inara ingin ke halaman belakang, menikmati senja beberapa menit sebelum mandi.

Ternyata di sana sudah ada Aldi sedang merenung menatap senja yang sebentar lagi akan hilang.

"Sendirian aja, nggak takut di gondol Wewe gombel?"

"Ngapain takut? Muka Wewe gombel aja mirip sama lo nggak ada serem serem nya."

"Asu."

Suasana menjadi serius, Aldi menatap Inara intens, "Ra, sebaiknya lo harus tau secepatnya."

Alis Inara terangkat sebelah, "apa?"

"Lo percaya kalau si Raka udah punya istri?"

"Ngadi Ngadi lo, ya nggak percayalah."

Tebakan Aldi bener, Inara tidak mungkin percaya, baiklah akan Aldi jelaskan semuanya.

"Kenyataan gitu, lo ingat waktu lo nemenin gue ke pesta dan lo secara tiba-tiba menghampiri Raka karena lo pikir Raka udah punya istri."

Ucapan Aldi ada benarnya, Inara tidak bisa mengelak lagi.

"Pikiran lo benar, perempuan yang mengendong bayi itu adalah anak dan istri nya Raka, Tissa ya nama istri Raka yaitu Tissa."

"Raka bilang perempuan bersamanya adalah adiknya." Elak Inara.

"Dan dengan bodohnya lo percaya? Gue bingung sama lo, sebenarnya lo suka sama Abian atau Raka?"

"Apa lo juga percaya Kalau gue menyukai dua orang sekaligus?"

"Percaya, karena lo cewek serakah..." Jeda Aldi ingin melihat perubahan wajah Inara. "jangan lupa nanti buka Ig lo." lanjut Aldi bangkit dari duduknya meninggalkan Inara yang terdiam membisu.

INARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang