kesempatan (18+)

4.2K 42 0
                                    


Selamat membaca

Inara di antar Andra ke apartemen, ia mengucapkan terima kasih pada Andra sebelum laki laki itu pergi.

Mobil Andra melaju meninggalkan Inara seorang diri.

Badannya terasa lelah, ia ingin segera rebahan di atas kasur.

Sampai di dalam kamarnya, ia mencium aroma parfum lain, ini bukan parfumnya  tapi seperti...tidak mungkin Inara menepis pikiran nya tentang Abian.

"Malam sayang, saya nungguin kamu lama banget," kata Abian muncul di balik pintu kamar mandi.

Nafas Inara tercekat, orang yang ia hindari ada di depan mata, bodoh! Kenapa ia gegabah harus pulang ke apartemen padahal Andra sebelumnya sudah mencegah.

"Mandi gih," Abian mendorong tubuh Inara ke dalam kamar mandi.

Inara tidak menolak, lagian tubuhnya sudah lengket.

Abian menunggu Inara selesai mandi, di dalam otak nya berbagai rencana licik.

Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan kali ini.

Lama menunggu, Inara sudah memakai pakaian lengkap, Abian mengambil pengering rambut, di tata nya rambut Inara dengan lembut.

Inara sempat terkejut, tapi ia rileks saat tangan Abian mengelus rambut nya dengan lembut.

"Cantik," bisik Abian tepat di telinga Inara.

Bibir Abian menyentuh pipi Inara yang menciptakan sensasi aneh pada tubuh mereka.

"M-makasih kak," Inara sedikit gugup berdekatan dengan Abian.

"Hm, kita ke lantai bawah, ada yang ingin saya tunjukkan pada kamu."

Inara menggaguk patuh, tidak ada salahnya menurut, kalau cuman ke lantai bawah.

Tujuan utama adalah ke kolam renang, Abian merencanakan sesuatu.

Sampai di tepi kolam, Abian meninggalkan Inara sebentar dan berbicara sesuatu pada keamanan.

Inara melihat Abian memberikan beberapa uang pada petugas keamanan, ia pikir Abian meminta tolong untuk membelikan sesuatu.

Abian berlari menghampiri Inara di tepi kolam.

"Awas kak licin!" Pekik Inara.

Byur
Tubuh Abian tengelam, Inara melihat nya biasa saja, karena ia pikir Abian bisa berenang.

"Tolong Inara!"

"Cukup bercanda kak, ini tidak lucu."

Tidak lama kemudian Abian tenggelam, sontak Inara panik lalu menceburkan diri untuk menolong Abian.

Samar samar Abian melihat Inara, "tidak sia sia," batin Abian tertawa jahat, ia hanya pura pura tengelam demi sebuah rencana ia harus berkoban.

Abian benar benar pingsan setelah melakukan aksinya sendiri, terlalu banyak air yang tertelan.

Inara menepuk nepuk pipi dan menekan dada Abian, namun nihil.

INARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang