CHAPTER 08 : Radipta VS Asia

996 35 0
                                    

"Sebelum kamu bunuh saya, biarkan saya nikmati tubuh kamu terlebih dahulu."

Happy Reading guys
°
°
°
°
°
°

  Aku merebahkan tubuhku kasar ke atas ranjang. Hari ini terasa begitu melelahkan. Kakiku terasa pegal akibat terlalu lama berdiri untuk menyapa tamu undangan. Bukan hanya sekadar kaki, tapi aku juga merasakan pegal dibagian rahang, sebab sepanjang hari ini aku terus menarik kedua ujung bibirku.

Mataku terpejam kuat. Rasanya malas sekali jika harus membersihkan diri. Aku ingin langsung beristirahat dan melepaskan semua penat yang aku rasakan pada hari ini.

Cek lek

Suara pintu yang dibuka oleh seseorang terdengar di telinga. Aku perkirakan itu adalah Radipta, suamiku mulai hari ini. Benar-benar tidak menyangka jika sekarang aku sudah resmi menjadi seorang istri.

Aku merubah posisiku menjadi duduk dan menghembuskan napas saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Radipta.

Bisa tidak sih matanya biasa saja? Tatapan Radipta kepadaku itu seperti ingin membunuh.

"Bisa nggak lihatinnya biasa aja? Mau saya congkel tuh biji mata?" aku berujar.

Bukannya menjawab atau merespon ucapanku. Radipta justru berlalu pergi menuju kamar mandi. Menyebalkan. Tidak sopan dan tidak patut diacungi jempol. Baru satu hari saja menjadi istri Radipta sudah diabaikan, bagaimana hari-hari berikutnya.

Aku merebahkan tubuhku kembali, mencoba untuk tidak memedulikan lelaki itu. Kini mataku mulai terpejam dan menelusuri alam bawah sadar.

Aku janji, aku hanya tidur sebentar, tidak akan lama.

Hingga dimana aku merasakan ada benda cair yang membasahi wajahku. Aku membuka mataku dan mendapatkan Radipta yang tengah menyiramku dengan air layaknya aku adalah sebuah tanaman.

"Radipta!!" pekikku.

Aku bangun dari tidurku dan menatap lelaki itu nyalang. Namun yang ditatap seolah tidak peduli. Dia menaruh botol mineral yang berisi air tadi di atas nakas.

"Gak sopan banget sih, orang lagi tidur kok disiram air." Berangku marah.

"Saya lakuin itu karena ulah kamu sendiri," aku mengernyitkan alis heran saat mendengar penuturan dari Radipta. Detik berikutnya dia berkata, "mandi dulu, baru tidur. Jorok banget jadi perempuan."

Mulut dan mataku membola ketika mendengar empat kata terakhir yang terlontar dari bibir Radipta. Kurang ajar sekali dia. Selama aku hidup, tidak pernah ada yang mengataiku jorok, bahkan keluargaku saja belum pernah mengatakan hal itu. Namun dengan sembrononya, Radipta mengatakan hal demikian.

"Heh om, tarik kata-katamu itu sebelum saya bunuh kamu!!" tuntutku pada Radipta, masih mencoba untuk bersabar.

Radipta mengernyitkan alisnya, "kenapa saya harus tarik kalimat itu? Lagi pula apa yang saya katakan itu benar, kamu itu jorok." Balas Radipta.

Tidak bisa, aku tidak bisa diam saja saat harga diriku diinjak seperti ini.

Lantas aku berdiri dan mencekik leher Radipta kemudian mendorong tubuh lelaki itu ke tembok. Hari ini bahkan detik ini juga, Radipta harus musnah dari dunia.

Radipta itu benar-benar antagonis. Dia menyiramku menggunakan air seperti seorang ibu tiri di sinetron indosiar. Kemudian, dia terus berkata jika aku adalah wanita yang jorok. Lantas dimana martabatku?!

"Asia, lepas. Kamu mau bunuh saya hah?" kata Radipta terbata-bata. Tangannya mencoba untuk melepaskan tanganku, dan dia terus terbatuk akibat merasa sesak.

HELLO RADIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang