CHAPTER 12 : Om nggak bisa larang saya

835 34 1
                                    


"Om nggak bisa selalu larang saya untuk melakukan sesuatu yang saya inginkan. Saya ingatkan kembali, saya menjalankan pernikahan ini atas dasar keterpaksaan!"

Happy Reading guys
°
°
°
°
°
°


"ASIA"

"ASIA!!"

Di pagi-pagi buta seperti ini, suara Radipta sudah terdengar menggema di segala penjuru rumah. Asia yang tengah sibuk memoles wajahnya dengan make up menghembuskan napas gusar.

Mengapa lelaki itu berteriak padahal hari masih pagi?

"ASIA"

Teriakan Radipta terus terdengar di telinga Asia. Sebelum menghampiri Radipta, Asia menyempatkan mengagumi dirinya di cermin. Setelahnya dia membawa kakinya untuk menghampiri Radipta yang berada di halaman depan rumah.

"Apa sih om? Berisik banget pagi-pagi. Gak enak tau kalau didengar tetangga." Kata Asia setelah gadis itu berdiri di depan pintu sembari memperhatikan Radipta.

"Ini motor siapa?" tanya Radipta, sekilas lelaki itu melirik Asia.

Asia yang mendengar itu membawa langkahnya mendekati Radipta. Kemudian dia angkat suara, "motor saya, si ocha."

Radipta yang mendengar itu mengernyitkan alis heran. Kapan Asia membawa motornya kemari? Padahal menurut informasi yang ia dapatkan dari umminya, sepanjang hari kemarin Asia hanya berdiam diri di rumah. Lantas mengapa sekarang ada motornya di sini?

"Siapa yang bawa kesini?" tanya Radipta.

Jika Asia tidak pergi kemana pun di hari kemarin, motor ini tidak akan di sini. Pasti ada orang lain yang bersedia mengantarnya, tidak mungkin motor itu jalan sendiri 'kan?

"Kak Benua." Jawab Asia jujur.

"Kapan kakak kamu kesini?" tanya Radipta lagi membuat Asia merasa muak atas pertanyaannya.

Mengapa lelaki satu ini terlalu banyak bicara?

"Tadi pagi" jawab Asia sekenanya.

Memang semalam Asia menyuruh Benua datang kemari untuk membawakan motor scoopy kesayangannya, Ocha. Karena hari ini Asia sudah harus memulai aktivitas seperti biasa, yaitu menjadi mahasiswa dan mengajar rumah gembira. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan anak-anak rumah gembira. Sudah hampir satu minggu tidak bertemu mereka, terakhir bertemu sewaktu acara pernikahannya.

"Eh iya, kenalin nih om, ini Ocha. Motor kesayangan saya yang selalu menemani hari-hari saya sehingga hari saya terasa begitu menyenangkan. Say hii dong sama Ocha." Papar Asia, mengenalkan motor matic pemberian ayahnya sewaktu ulang tahunnya yang ke delapan belas tahun.

Sementara itu, Radipta hanya diam, memperhatikan Asia. Merasa tidak habis pikir pada gadis itu. Radipta heran, Asia dapat ide dari mana hingga menamai motornya dengan sebutan Ocha itu.

"Om, say hii dong!" titah Asia sekali lagi. Bahkan mata gadis itu menatap Radipta tak suka karena sedari tadi dia hanya diam saja.

"Say hii sama motor?" racau Radipta yang membuat Asia menarik kedua ujung bibirnya dan menganggukkan kepala semangat. Kemudian Radipta terkekeh dan membuka suara, "kamu masih waras kan Asia?"

Asia yang mendengar pertanyaan itu seketika menghilangkan senyumannya. Jadi Radipta pikir dia sudah tidak waras ya? Apa maksudnya?! Lelaki di hadapannya ini memang sangat menyebalkan, di pagi hari seperti ini saja sudah membuat darahnya mendidih.

"WARAS" jawab Asia tak santai. Lalu dia melanjutkan kalimatnya, "om tuh kenapa ya jadi orang nyebelin banget?Bisa gak manggut setuju aja, turutin apa yang saya mau, kan dunia jadi aman tentram dan damai kalau om nurut?!!"

HELLO RADIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang