Happy Reading guys
°
°
°
°
°
°
Tok.. Tok.. Tok.."Masuk"
Senyuman tampak terpampang jelas di wajahku ketika mendengar seruan itu dari dalam ruangan. Aku menggeser pintu dan melemparkan senyuman manis ke arah ibu yang tengah duduk di kursi kerjanya.
"Asia, kamu ngapain kesini?" tanya ibu tampak terkejut.
Sementara aku yang mendengar itu mendengus sebal sebelum akhirnya membuka suara untuk menjawab pertanyaan ibu, "sia mau ketemu ibu lah."
Saat ini aku sedang berada di rumah sakit tempat ibu bekerja, tepatnya berada di ruangannya. Aku mendekat ke arah ibu dan memeluknya erat, menyalurkan kerinduan yang aku rasakan. Sudah lama aku tidak berjumpa lagi dengan ibu setelah aku menikah dengan Radipta.
"Sia kangen banget sama ibu." Aku bergumam kecil. Terdengar kekehan kecil dari bibir ibu, bisa aku rasakan tangannya mengusap lembut kepalaku.
"Iya, ibu juga sama." Balas ibu membuat senyumku merekah. "Gimana kabar kamu sama Radipta?" tanya ibu kemudian.
Aku sempat terdiam sebelum akhirnya melepaskan pelukan kami. Aku menatap ibu lalu menjawab pertanyaannya, "seperti yang ibu lihat sekarang, sia baik-baik aja. Mas Dipta juga kayaknya baik deh." Aku menggidikkan bahuku acuh.
Terlihat kerutan di dahi ibu. "Kok gitu jawabnya?" dia menjeda kalimatnya, "jangan-jangan kamu gak memperhatikan keadaan suami kamu ya?"
Aku yang mendengar itu hanya menunjukkan cengiran lima jari. Memang betul aku tidak terlalu memperhatikan keadaan lelaki itu, jadi itu sebabnya aku menjawab pertanyaan ibu dengan kata tambahan 'kayaknya' karena aku juga tidak tahu pasti keadaan Radipta bagaimana.
"Sia, jangan kayak gitu. Kamu harus perhatian sama Radipta, jangan urus diri kamu doang. Sekarang kamu udah gak gadis lagi, udah punya suami, tanggung jawab kamu bukan hanya diri kamu sendiri, tapi Radipta juga." Tutur ibu memberikan amanat siang ini.
"Iya ibuku tercinta, lain kali sia bakal perhatiin dia." Jawabku cepat. Ibu yang melihat itu menggelengkan kepalanya.
"Oh iya, ibu oke kan?" aku hampir lupa menanyakan keadaan ibu.
Kedua ujung bibir ibu tertarik membentuk lengkungan bulan sabit
Kemudian dia menganggukkan kepalanya."Ayah sama kak Benua juga baik kan?" tanyaku lagi yang ibu jawab dengan anggukan.
Aku yang melihat itu menghembuskan napas lega. Aku sangat bersyukur jika keadaan mereka baik-baik saja. Terakhir kali aku bertemu dengan ayah sewaktu aku pindahan ke rumah Radipta, dan dengan kak Benua ketika dia mengantarkan Ocha. Dan niatnya sepulang dari sini aku akan pergi ke rumah untuk menemui mereka.
"Eh iya, ibu udah makan?" tanyaku pada ibu setelah beberapa waktu terdiam. Ibu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan yang aku ajukan.
"Tadi ibu ada jadwal operasi mendadak, jadi gak sempat makan." Jawab ibu kemudian.
Aku yang mendengar itu menarik kedua ujung bibirku. Lantas dengan cepat aku mendudukkan diriku di kursi di depan ibu. Tanganku menyimpan paper bag berisikan beberapa makanan yang aku buat sebelum pergi ke sini di atas meja.
"Nah pas banget, sia bawa makanan, kita makan sama-sama ya." Tanganku mulai mengeluarkan tiga kotak makan di dalam sana.
Ibu mengambil alih salah satu kotak makan itu dan membuka tutupnya. Dia mengernyitkan alis memperhatikan makanannya, "kamu yang masak?" aku menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO RADIPTA
RomanceAsia Naufa Akmala, seorang gadis berusia 20 tahun yang kini tengah menempuh pendidikan sebagai mahasiswi hukum. Dia adalah anak bungsu dari Mahardika Wiratama, seorang panglima TNI angkatan darat, ibunya adalah seorang dokter spesialis bedah, Arumi...