CHAPTER 14 : romantis tipis-tipis

871 36 0
                                    

Happy Reading guys
°
°
°
°
°

  Sedari pulang kelas siang tadi, aku hanya menghabiskan waktu berguling di atas kasur. Saat ini aku tengah merasakan perutku yang terasa sakit akibat nyeri haid di hari pertama. Untuk pertama kalinya aku merasakan sakit yang luar biasa ketika datang bulan, sebelumnya tidak pernah seperti ini.

Dan sialnya, hari ini aku hanya sendiri di rumah. Pagi tadi ummi pergi ke rumah adiknya yang berada di Bandung dan katanya akan bermalam di sana untuk beberapa hari ke depan. Sementara Radipta, lelaki itu pergi bekerja seperti biasa.

Aku melirik pada jam bulat yang terpasang tepat di atas pintu masuk kamar. Baru pukul setengah tiga sore, sedangkan jam pulang Radipta pukul tiga sore.

Mengapa waktu berjalan begitu lambat? Perasaan sepanjang hari ini aku menghabiskan waktu hanya untuk tertidur, mencoba untuk mengesampingkan nyeri di perutku. Siapa tahu dengan tertidur sakit yang aku rasakan akan mereda, namun tidak kunjung juga.

Tanganku meraih handphoneku yang berada di atas nakas dengan susah payah. Aku membuka room chat ku dengan Radipta, berniat untuk mengirim pesan kepada lelaki itu.

Si paling ngatur🦁

Om
Sakit perut


Namun tampaknya lelaki itu tidak aktif, terbukti dari ceklis satu yang aku dapatkan saat mengirim pesan singkat itu. Aku menghembuskan napas gusar, kenapa ini sangat sakit ya? Kemudian aku merubah posisiku menjadi duduk, berniat untuk mengambil air putih ke dapur karena aku merasa haus.

Aku melangkahkan kakiku dengan hati-hati, sementara tanganku terus berada dibagian perut. Sesampainya di dapur, aku mengambil gelas dan menuangkan air putih ke dalamnya, lantas meminumnya perlahan.

Namun setelah itu, penglihatanku terasa buram. Hingga akhirnya aku merasakan tubuhku membentur sesuatu yang keras. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, kedua ujung bibirku tertarik ketika melihat Radipta yang saat ini menangkap tubuhku.

"Asia," panggil lelaki itu sebelum akhirnya aku tidak mendengar suara lagi dan kegelapan datang menghampiri.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam pupil mata. Pandanganku mengedar ke sekitar dan mendapatkan aku yang sudah berada di dalam kamar dengan Radipta yang duduk di sampingku.

Tangan kananku berniat untuk meraba perutku yang terasa hangat, namun detik berikutnya mataku membola sempurna saat melihat tangan Radipta yang berada di sana sembari memegangi sebuah botol kaca. Aku menghempaskan tangan lelaki itu dan dengan cepat menurunkan bajuku kembali, menutupi perutku yang terekspos oleh Radipta.

"Pelecehan'' aku memekik kuat.

Sementara itu Radipta hanya menampilkan ekspresi datarnya. Lelaki itu seolah tidak peduli atas tindakannya beberapa detik yang lalu. Dia membuka bajuku tanpa izin, tidak semuanya memang, tapi tetap saja perut mulusku terlihat oleh mata lelaki itu.

Aku merubah posisiku menjadi duduk, menunjuk Radipta dengan jari telunjukku. Gigi-gigiku beradu sebagai pertanda bahwa aku tidak suka pada tindakan Radipta yang jelas tidak senonoh.

"Ini gak bisa dibiarin, om udah berbuat yang gak senonoh sama saya. Saya bakal laporin om ke pihak yang berwenang." Kelakarku pada lelaki itu.

HELLO RADIPTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang